Gambar 2. Lokasi Minamata, Jepang |
Produk laut di Teluk Minamata
menunjukkan telah terkontaminasi tingkat tinggi Hg sekitar 5,61-35,7 ppm. Kandungan Hg di rambut
pasien,keluarga dan penduduk pantai Laut Shiranui juga terdeteksi pada tingkat yang
tinggi (maks. 705 ppm). Gejala khas dari penyakit minamataadalah gangguan
sensori, ataksia, dysarthria, penyempitan bidang visual, gangguan pendengaran
dan tremor. Selanjutnya, janin juga dapat teracuni oleh MeHg ketika ibu
mereka makan makanan yang terkontaminasi makhluk hidup laut yang tercemar.
Selama 36 tahun terakhir, dari 2.252 pasien yang telah resmi diakui sebagai
memiliki penyakit minamata sebanyak 1043 telah meninggal.
Gambar 3. Ilustrasi Efek Pencemaran Merkuri di Minamata, Jepang |
Pada tahun 1932, Chisso Chemical Corporation
membuka pabrik pupuk kimia di Minamata (terletak di pulau Kyushu,
JepangSelatan). Penduduk yang tinggal di sana sebagian besar berprofesi sebagai nelayan
atau petani. Chisso mempekerjakan penduduk setempat (sekitar 1/3
tenagapekerjanya), agar tidak menimbulkan masalah sosial pada awal
pendiriannya. Kasus Minamata ini menjadi terkenal di dunia setelah terungkap
sekitar 600 ton merkuri, yang digunakan sebagaikatalis dalam prosesnya, dibuang
secara bertahap disana selama sekitar 45 tahun.Mikroorganisme dalam air
mengkonversi logam ini menjadimethylmercure,
dengan prakiraan 70–100 tahun akan persistan dialam. Merkuri secara alamiah
dapat dikeluarkan oleh tubuh manusiasecepatnya melalui urin, sedang merkuri organik
bersifatbiokumulasi, yang dapat menyerang syaraf dan otak.
Gambar 4. Proses Siklus Metil Merkuri di Lingkungan |
Sinyal pertama kasus ini datang pada tahun 1950,
yaitusejumlah ikan mati tanpa diketahui sebabnya. Tahun 1952 timbul penyakit
aneh pada kucing yang kadangkala berakhir dengan kematian. Antara tahun
1953–1956 gejala yang dikenal sebagai“kucing
menari” ditemui pula pada manusia, beberapa diantaranyameninggal dunia.
Tetapi Chisso pada awalnya belum dicurigai sebagai penyebab, hanya diketahui
bahwa korban mengalami keracunan akibat memakan ikan yang berasal dari laut
sekitar pabrik itu. Chisso kemudian
mengeluarkan daftar bahan yang digunakan dalam pabriknya, tetapi tidak tercantum
merkuri dalam daftar tersebut, walaupun diketahui bahwa merkuri digunakan sebagai
katalis proses dari pabrik tersebut. Penelitian penyebab penyakit tersebut
secara intensif dilakukan oleh pemerintah.Asosiasi industri kimia Jepang juga
membantu Chisso dalammelacak masalah
ini dengan melakukan penelitian-penelitian,tetapi tidak mendapatkan hasil
memuaskan.
Pencemaran merkuri
tetap berlanjut, kasus penyakit ini juga terus berlanjut, terutama menyerang
anak-anak. Tahun 1956 masyarakat sekitarnya mengadakan aksi menentang
keberadaan Chisso. Chisso memberikan santunan pada korban
dan yang meninggal, tanpa mengetahui penyebab masalah ini. Kasus ini lama
kelamaan terungkap, karena korban umumnya mengandung merkuri yang berlebihan
pada tubuhnya.
Tahun 1976
sekitar 120 penduduk Minamata meninggal karena keracunan merkuri dan 800 orang
menderita sakit. Tahun 1978,sekitar 8100 penduduk mengklaim hal ini, dan 1500
diantaranya yang diperiksa diketahui keracunan merkuri. Akhirnya pembuangan
merkuri dihentikan dengan ditutupnya pabrik tersebut, dan pemerintah menyatakan
bahwa Chisso adalah penanggung jawab
penyakit yang berjangkit di Minamata. Pada tanggal 22 Maret 1979 dua pemimpin Chisso, yang pada saat itu telah
berumur 77 tahun dan 68 tahun, dihukum masing-masing 2 tahun dan 3 tahun
penjara. Disamping itu, korban kasus ini menerima santunan yang dibebankan pada
Chisso.
SUMBER : Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun/oleh Riyanto.--Ed.1, Cet. 1--Yogyakarta: Deepublish,
Nopember 2013.
x, 228 hlm.; 23 cm
ISBN
978-602-280-153-5
DOWNLOAD E-BOOK: KLIK DISINI
No comments:
Post a Comment