Sejarah penanganan limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah
B3) berawal dari beberapa tragedi yang sangat mengerikan dengan korban manusia
dan lingkungan dalam skala besar dan akut. Salah satu contoh tragedi itu adalah
tragedy
love canal.
Gambar
1. Tragedi Love Canal yang Menghebohkan Dunia
Tragedi ini bermula ketika William T. Love datang ke Niagara
Falls, New York, pada tahun 1890 dengan sebuah rencana sangat ambisius. Dengan
dibangunnya pembangkit listrik tenaga air di Niagara Fallspada tahun 1890, maka
industri menjadi berkembang pesat di daerah tersebut. William T. Love pada tahun 1892 merencanakan membuat sebuah kanal
yang akan dapat menghubungkan bagian hulu dan hilir sungai Niagara, sepanjang
sekitar 7 mil. Direncanakan bahwa di sekitar kanal tersebut akan dibangun kawasan
industri dan pemukiman untuk memanfaatkan tenaga listrik yang ada. Pembangunan
dimulai tahun 1893, namun pembangunan kanal tersebut tidak dilanjutkan, dan menyisakan
dua bagian yang tidak terhubungkan, masing-masing sepanjang seperempat mil.
Gambar 2.
Lokasi Pencemaran di Love Canal
Pemilik tanah dan pengusaha membayangkan akan terbentuk
sebuah kota metropolitan yang besar. Kota tersebut akan menjadi rumah bagi
industri yang patut ditiru, dan perumahan untuk lebih dari satu juta orang.
Ribuan hektar tanah akan berubah menjadi taman yang paling indah di dunia. Ia
berencana akan menggunakan bendungan hidroelektrik di kanal dengan panjang 11
km di atas Niagara Rivers yang lebih rendah. Dalam setahun, rencana tersebut
gagal, karena suatu masalah. Salah satu bagian dari kota tersebut terdapat
kanal atau lubang dengan panjang beberapa kilometer.
Setelah beberapa dekade berlalu, lubang ini dibeli oleh City of Niagara Falls, yang telah
memutuskan bahwa kanal tersebut akan menjadi lokasi yang ideal untuk penimbunan
limbah bahan-bahan kimia. Setelah lubang penuh dengan limbah, ditimbun dengan
tanah, tanpa diberi tanda, pagar dan informasi apapun bahwa lokasi tersebut
sebagai bekas penimbunan limbah bahan kimia. Setelah bertahun-tahun, karena
perkembangan pembangunan dan perluasan perkotaan, maka dibangun di atas tanah
tersebut sekolah, perumahan, pasar dan aktifitas lainnya. Pada tahun 1970 tempat
tersebut menjadi tempat salah satu bencana lingkungan yang paling mengerikan
dan terburuk dalam sejarah Amerika.
Niagara Falls menjadi pusat industri, khususnya industri
kimia. Produk kimia yang dihasilkan antara lain adalah natrium hidroksida
(NaOH), yang merupakan produk elektrolisa natrium khlorida (NaCl). Elektrolisa
ini juga menghasilkan produk samping (by-product)
yang tidak diinginkan yaitu khlor (Cl2), yang terproduksi dalam
jumlah besar. Pengembangan penelitian menghasilkan alternatif pemanfaatan
produk samping ini menjadi bahan organik berkhlor seperti plastik, pestisida
dan hasil industri antara lainnya. Pada saat itu fihak pemerintah dan industri
belum mengetahui akibat samping dari produk ini. Belum seorangpun yang
menyadari bahwa keuntungan dari pestisida seperti DDT, endrin atau dari bahan organik berklor lainnya seperti pelarut
berkhlor akan mendatangkan masalah bagi lingkungan di kemudian hari.
Tanah di dekat
Niagara Falls menjadi sebuah kota industri yang berkembang dan mulai
menggunakan lubang sebagai tempat pembuangan limbah kimia. Hal ini berlangsung
selama lebih dari dua puluh tahun, setelah itu Hooker Chemical and Plastic Corporation membeli tanah untuk
pembuangan bahan kimia pribadi mereka sendiri. Pada 1953, perusahaan telah
mengubur hampir 22.000 ton limbah, dan lubang itu hampir penuh. Tahun 1952
kanal tersebut ditutup oleh Hooker Chemical. Tahun 1953 fihak kotamadya meminta
Hooker Chemical untuk menjual sebagian lahan kanal tersebut untuk pembangunan
sekolah baru. Pihak Hooker menjual sebagian kanal tersebut ke pengelola
kotahanya seharga US $ 1.
Gambar 3. Kumpulan
Limbah yang dibuang di Love Canal
Pada saat itu, bahaya limbah kimia sudah diketahui,bukannya
khawatir atau bahkan waspada hidup di samping produsen bahan kimia, penduduk
kota sangat senang melihat perkembangan industri kimia yang sangat pesat. Hanya
sesekali ilmuwan mengakui bahaya limbah kimia pada 1940-an. Dr Robert Mobbs, telah menjelajahi
hubungan antara insektisida dan kanker, ia kemudian sangat mencela penimbunan
limbah kimia dan mengatakan perbuatan yang ceroboh, tetapi juga sangat
menyadari potensi bahaya di tempat pembuangannya. Hal ini tidak dapat dibuktikan
dampak potensial dari produk limbah, namun fakta bahwa perusahaan menjual tanah
dengan harga yang sangat murah sehingga sangat mencurigakan. Dewan Pendidikan
Niagara Falls, yang membutuhkan ruang kelas yang lebih, bersemangat membeli tanah
dan mulai membangun sebuah sekolah dasar baru. Pada tahun 1955, empat ratus anak
mulai menghadiri sekolah, dan sekitar 100 rumah segera dibangun di daerah
sekitarnya. Meskipun sebagian besar penduduk Niagara Falls tidak mengetahui
tanah itu sebelumnya telah digunakan untuk menimbun limbah B3.
Gambar 4. Seorang Anak Kecil yang Menjadi Korban Tragedi Love Canal
Sekolah kemudian dibangun berdampingan dengan daerah yang
sebelumnya adalah pengurug limbah industri. Sebagian dari lahan tersebut
dijadikan taman bermain. Sering dijumpai anak-anak bergembira menemukan residu
fosfor yang dapat menimbulkan bunga api bila dilemparkan ke permukaan yang
berbatu. Pada tahun 1958 tiga anak-anak mengalami luka bakar akibat terpapar
dengan residu yang muncul ke permukaan.Seorang keluarga di dekat Love Canal
melahirkan anak dengan cacat fisik dan mental, tetapi hal ini dianggap alamiah.
Pada suatu pagi di tahun 1974, satu keluarga mendapatkan kolam renang mereka
menjadi lebih tinggi sekitar 60 cm. Ketika kolam ini dibongkar, maka galiannya
langsung terisi air tanah berwarna kuning, biru dan ungu, dengan sifat yang
sangat tajam, yang dapat menghanguskan akar pohon sekitarnya. Tahun 1959 sebuah
keluarga lain mendapat masalah di lantai bawahnya (basement) dengan adanya lumpur hitam yang masuk ke dalamnya. Segala
upaya dicoba untuk menghentikannya. Akhirnya mereka membuat lobang untuk
mengetahui apa yang terdapat di balik tembok. Sejumlah besar cairan hitam masuk
memenuhi ruangan. Sejak saat itu, masalah Love Canal mulai diketahui dan
diperhatikan.
Delapan bulan setelah kejadian kolam renang di atas,
dilakukan pengambilan sampel udara di beberapa basement rumah di daerah
tersebut. Hasilnya adalah bahwa udara di daerah tersebutmengandung bahan-bahan
toksik yang berada di atas ambang threshold-limit value (TLV). Survei kesehatan
juga dimulai dan dijumpai bahwa keguguran spontan ternyata 250 kali lebih
tinggi dibandingkan kondisi normal. Sampel darah yang diambil juga menunjukkan
indikasi adanya kerusakan hati yang meningkat. Kelahiran cacat fisik dan mental
juga sering dijumpai. Disamping itu, senyawa-senyawa toksik berhalogen
terdeteksi pada sistem penyaluran air buangan kota. Analisa lebih lanjut
menemukan bahwa cemaran kimia dalam konsentrasi tinggi telah mencemari air
tanah, termasuk diantaranya 11 jenis cemaran penyebab kanker seperti benzene,
chloform dan trichloroethylene.
Hooker Chemical akhirnya mengeluarkan pernyataan bahwa
sekitar 22.000 ton limbah kimia, diantaranya 200 ton trichlorophenol, telah diurug di lahan-urug tersebut. Tidak
mengherankan, efek langsung dari penggalian tanah dan bau yang aneh keluar dari
isi lubang segera terasa. Bau menyengat dan zat yang keluar dilaporkan oleh
warga, terutama mereka yang berada dalam ruang bawah tanah. Anak-anak di halaman
sekolah bermain dan dibakar oleh limbah beracun. Pejabat lokal disiagakan, tapi
tidak mengambil tindakan. Pada tahun 1976, air dari hujan lebat dan badai salju
menyebabkan sejumlah besar limbah kimia bermigrasi ke permukaan, dan
terkontaminasi seluruh lingkungan. Dalam tahun-tahun berikutnya daerah tersebut
terserang berbagai penyakit dan banyak bayi lahir langsung mati dan keguguran,
dan banyak bayi yang lahir dengan cacat. Studi informal saat ini mencatat
kejadian yang menakutkan.
Badan Zat Beracun dan Penyakit di Amerika Serikat,
mengamati lebih dari 400 jenis bahan kimia di udara, air, dan tanah, dengan kandungan
benzena yang sangat tinggi dan sudah diketahui karsinogenik. Kisah yang
mengerikan tersebut juga dirasakan satu dari ibu Lois Gibbs. Setelah membaca tentang sejarah Love Canal
daripublikasi lokal, ia menyadari bahwa putranya Michael sudah sakit terus-menerus sejak memulai di sekolah baru.
Situasi ternyata lebih buruk dari yang ia bayangkan,menegaskan bahwa seluruh
siswa sakit. Gibbs memimpin kampanye
untuk memperhatikan lingkungan, dia bergabung dengan banyak orang tua lokal
lainnya serta para editor Niagara Falls Gazette. Akhirnya, pada musim semi tahun
1978, Dr Robert P. Whalen menyatakan
daerah sekitar Love Canal berbahaya. Sekolah ditutup, tanah itu ditutup, dan
lebih dari 200 keluarga dievakuasi.
Gambar 6. Tragedi Love Canal Seharusnya Menjadi Pembelajaran Pengolahan Limbah B3
Pada bulan Agustus tempat berbahaya tersebut sedang
mendapat perhatian nasional. Pada tanggal 7 Agustus, Presiden Jimmy Carter dipanggil
Badan Bantuan Bencana Federal untuk diminta bantuan. Pada bulan September, Dr
Whalen merilis laporan mengenai bencana, yang berbunyi antara lain: "Sebuah akibat mendalam dan menghancurkan
dari tragedi love canal, dari segi kesehatan manusia, penderitaan, dan
kerusakan lingkungan, tidak bisa, dan tidak akan pernah terbayarkan”.Tuntutan
hukum kepada penimbun lebih dari $ 11 miliar. Korporasi membantah
keterlibatannya dalam siding di Departemen Kehakiman federal pada tahun 1979
dan New York State pada tahun 1989. Namun, banyak kerusakan telah dilakukan,
dan akhirnya lebih dari 1.000 keluarga harus pindah dari wilayah Love Canal.
Sebuah studi EPA mengungkapkan bahwa dari tiga puluh enam
diuji, sebelas mengalami kerusakan kromosom, dan bahwadari lima belas bayi yang
lahir antara Januari 1979 dan Januari 1980,hanya dua yang sehat. Agen di tingkat
negara bagian dan federal menghabiskan ratusan juta dolar mencoba untuk membersihkan
polusi akibat limbah B3. Satu hal yang baik yang keluar dari bencana itu
munculnya peraturan mengenai lingkungan seperti Komprehensif Respon Lingkungan,
Kompensasi, dan Kewajiban Undang-undang, lebih dikenal sebagai "Hukum Superfund".
Tujuannya adalah untuk mengumpulkan pajak dari perusahaan gas dan kimia yang digunakan
secara langsung untuk membersihkan dan mengolah limbah B3 yang dihasilkan.
Gambar 6. Tragedi Love Canal Seharusnya Menjadi
Pembelajaran Pengolahan Limbah B3
Pada awal 1990 sebagian besar daerah itu dinyatakan aman
lagi, dan sekarang membuat lingkungan yang dikenal sebagai Black Creek Village. Daerah itu diambil dari daftar Superfund pada
bulan September 2004 bahwa upaya pembersihan love canal telah dicapai. Sebagian
besar tempat itu, dilindungi oleh pagar kawat, untuk setiap orang yang lewat
tempat tersebut sebagai tanda telah terjadi bencana. Tragedi ini juga
memunculkan perhatian besar ke berbagai Negara terutama di Indonesia sehingga
keluar Peraturan Pemerintah tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan
beracun.
SUMBER : Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun/oleh Riyanto.--Ed.1, Cet. 1--Yogyakarta:
Deepublish, Nopember 2013.
x, 228 hlm.; 23 cm
ISBN 978-602-280-153-5
No comments:
Post a Comment