ADS

loading...

Tuesday, May 9, 2017

BAHAN-BAHAN PENCEMAR UDARA YANG DAPAT MENGGANGGU KESEHATAN

        I.            Pendahuluan
Proses pembangunan khususnya pembangunan di bidang industri sangat erat hubungannya dengan pembangunan ekonomi suatu negara, karena jika industri semakin maju maka bisa dipastikan pula kemajuan pada bidang ekonomi negara tersebut. Pemangunan industri diarahkan pada penguatan dan pendalaman struktur industri untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing industri. Konsekuensi dari proses industri ini adalah meningkatnya lmbah yang dikeluarkan oleh industri tersebut, termasuk limbah udara yang dapat merubah kualitas udara di lingkungan dan bisa juga merubah udara di dalam ruangan.

Kegiatan suatu industri mempunyai arti penting yang potensial dalaam menghasilkan bahan pencemar udara. Bahan pencemar udara yang dapat dikeluarkan oleh industri maupun pembangkit tenaga listrik antara lain adalah partikel debu, SO (sulfur dioksida), gas NO2 (nitrogen dioksida), gas CO (karbon monoksida), gas NH(amoniak), dan gas hidrokarbon.
Perubahan udara kualitas ambien, biasanya mencakup parameter-parameter seperti gas NO2, SO2, CO, O3, NH3, H2S, hidrokarbon atau partikel debu. Apabila terjadi peningkatan kadar bahan-bahan tersebut di udara ambien yang melebihi nilai baku mutu udara ambien yang telah ditetapkan, dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan tersebut antara lain dapat berupa keluhan pada mata (mata terasa pedas dan berair), radang saluran pernapasan, sembab paru, bronkhitis kronis, emfisema, ataupun kelainan paru kronis lainnya.
Menurut pasal 1 ayat 12 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang ketentuan pokok pengeloalaan lingkungan hidup “pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lainnya ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan yang diperuntukkannya.
Terjadinya pencemaran udara dapat diterangkan dengan 3 (tiga) proses, yaitu atrisi (attrition), penguapan (vaporization), dan pembakaran (combustion). Dari ketiga proses tersebut, pembakaran merupakan proses yang sangat dominan dalam kemampuannya menimbulkan bahan polutan.

            II.            Klasifikasi Bahan Pencemar Udara
Bahan pencemar udara atau polutan dapat dibagi menjadi dua bagian :
a.        Polutan primer
Polutan primer adalah polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber tertentu dan dapat berupa :
Gas
Gas terdiri atas senyawa karbon contohnya hidrokarbon, hidrokarbon teroksigenasi, dan karbon oksida (CO atau CO2). Gas yang terdiri atas senyawa sulfur yaitu sulfur oksida. Gas yang terdiri atas senyawa nitrogen yaitu nitrogen oksida dan amoniak. Dan gas dari senyawa halogen yaitu flour, klorin, hidrogen klorida, hidrokarbon terklorinasi, dan bromin.
Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan di atmosfer biasanya berasal dari sumber kendaraan bermotor dan atau industri. Bahan pencemar yang dikeluarkan antara lain adalah gas NO2, SO2, ozon, CO, HC, dan partikel debu.  Gas NO2, SO2, HC, dan CO dapat dihasilkan dari proses pembakaran oleh mesin yang menggunakan bahan bakar yang berasal dari bahan fosil (Mostard, 1981).
Partikel
Partikel yang di atmosfer mempunyai karakteristik yang spesifik, dapat berupa zat padat maupun suspensi aerosol cair di atmosfer. Bahan partikel tersebut dapat berasal dari proses kondensasi, proses dispersi (misalnya proses penyemprot/spraying) maupun proses erosi bahan tertentu.
Asap (smoke) seringkali dipakai untuk menunjukkan campuran bahan partikulat (partikulate matter), uap (fumes), gas, dan kabut (mist). Adapun yang dimaksud dengan :
1.        Asap, adalah partikel karbon yang sangat halus (sering disebut sebagai jelaga) dan merupakan hasil dari pembakaran yang tidak sempurna.
2.      Debu, adalah partikel padat yang dapat dihasilkan oleh manusia atau alam dan merupakan hasil dari proses pemecahan suatu bahan.
3.      Uap, adalah partikel padat yang merupakan hasil dari proses sublimasi, distilasi atau reaksi kimia.
4.      Kabut, adalah partikel cair dari reaksi kimia dan kondensasi uap air.
Berdasarkan ukurannya, secara garis besar partikel dapat merupakan suatu:
1.        Partikel debu kasar (coarse particle), jika diameternya > 10 mikron.
2.      Partikel debu, uap, dan asap, jika diameternya antara 1-10 mikron.
3.      Aerosol, jika diameternya < 1 mikron.
Keterangan :
·      Ukuran : Virus antara 0,01 – 0,10 mikron.
Bakteri antara 1-25 mikro.
Kabut asap antara 5-60 mikron.
Tetesan air hujan antara 400-50 mikron.
Partikel > 10 mikron dapat dilihat dengan mata telanjang.
·      Pengukuran secara kuantitatif dari debu yang besarnya 15-500 mikron dapat dilakukan dengan cara yang dikenal dengan dust fall.
·      Satu mikron = 1/1000 milimeter.
b.             Polutan Sekunder
Polutan sekunder biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau lebih bahan kimia di udara, misalnya reaksi fotokimia. Sebagai contoh adalah adanya sinar matahari yang dapat menyebabkan terjadinya disosiasi NO2 sehingga menghasilkan fotokimia oksidan NO dan radikal oksigen. Proses kecepatan dan arah reaksinya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1)      Konsentrasi relatif dari bahan reaktan.
2)      Derajat fotoaktivasi.
3)      Kondisi iklim.
4)      Topografi lokal dan adanya embun.
Polutan sekunder ini mempunyai sifat fisik dan sifat kimia yang tidak stabil. Termasuk dalam polutan sekunder ini adalah ozon, Peroxy Acyl Nitrat (PAN), dan formaldehid.
  
             III.            Sumber Bahan Pencemar Udara
Bahan-Bahan Sumber Pencemaran Udara (http://eco-ch)
Bahan-Bahan Sumber Pencemaran Udara
Untuk daerah perkotaan dan industri, parameter bahan pencemar udara yangperlu diperhatikan dalam hubungannya dengan penyakit saluran pernapasan adalah parameter SO2, gas CO, gas NO2, dan partikel debu. Sumber bahan pencemar udara, menentukan jenis bahan pencemarannya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
              IV.            Faktor yang Mempengaruhi Pencemaran Udara
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pencemaran udara di atmosfer, misalnya: 
a.    Kelembapan
Kelembapan udara relatif yang rendah (< 60%) di daerah tercemar SO2 akan mengurangi efek korosif dari bahan kimia tersebut. Pada kelembapan udara yang relatif tinggi atau sama dengan 80% di daerah tercemar SO2, akan terjadi peningkatan efek korosif SO tersebut.
b.      Suhu
Suhu yang menurun pada permukaan bumi, dapat menyebabkan peningkatan kelembapan udara relatif, sehingga akan meningkatkan efek korosif bahan pencemar di daerah yang udaranya tercemar. Pada suhu yang meningkat, akan meningkat pula kecepatan reaksi suatu bahan kimia.
c.       Sinar Matahari
Sinar matahari dapat mempengaruhi bahan oksidan terutama O3 di atmosfer. Keadaan tersebut dapat menyebabkan kerusakan alat/bahan bangunan, atau bahan yang terbuat dari karet. Jadi dapat dikatakan bahwa sinar matahari dapat meningkatkan rangsangan untuk merusak bahan.

d.    Pergerakan Udara
Pergerakan udara yang cepat dapat meningkatkan abrasi bahan bangunan.
               V.            Efek Bahan Pencemaran Udara Terhadap Lingkungan
·      Efek terhadap kondisi fisik atmosfer
Efek negatif bahan pencemar udara terhadap kondisi fisik atmosfer antara lain adalah:
1.      Gangguan jarak pandang (visibility)
2.      Memberikan warna tertentu pada atmosfer
3.      Mempengaruhi struktur dari awan
4.      Mempengaruhi keasaman air hujan
5.      Mempercepat pemanasan atmosfer
      Efek terhadap faktor ekonomi
Efek negatif bahan pencemar udara terhadap faktor yang berhubungan dengan ekonomi antara lain:
1.        Meningkatkan biaya rehabilitasi karena rusaknya bahan (keropos)
2.        Meningkatnya biaya pemeliharaan (pelapisan, pengecatan) 
          Efek terhadap Vegetasi
Efek negatif bahan pencemar udara terhadap faktor yang berhubungan dengan vegetasi antara lain:
1.        Perubahan morfologi, pigmen, dan kerusakan fisiologi sel tumbuhan terutama pada daun
2.        Mempengaruhi pertumbuhan vegetasi
3.        Mempengaruhi proses reproduksi tanaman
4.        Mempengaruhi komposisi komunitas tanaman
5.        Terjadi akumulasi bahan pencemar pada vegetasi tertentu (misalnya lumut kerak [lichen]) dan mempengaruhi kehidupan serta morfologi vegetasi teresebut.
·           Efek pada kehidupan binatang
Efek terhadap kehidupan binatang, baik binatang peliharaaan maupun bukan dapat terjadi karena adanya proses bioakumulasi dan keracunan bahan berbahaya. Sebagai  contoh adalah terjadinya migrasi burung karena udara ambien terpapar oleh gas SO2.
·           Efek Estetik
Efek estetik yang diakibatkan adanya bahan pencemar udara antara lain timbulnya bau  dan adanya lapisan debu pada bahan yang mengakibatkan perubahan warna permukaan bahan dan mudahnya terjadi kerusakan bahan tersebut.
          VI.   Bahan Polutan Udara dan Dampaknya Terhadap Kesehatan dan Lingkungan
Efek Polutan gas
1.      Gas Sulfur dioksida (SO2)
Gas SObersumber dari bahan bakar batu bara yang dipakai untuk pemanas ruangan atau memasak di dapur. Proporsi kadar gas SOdi dalam dan di luar ruangan adalah sekitar 50%. Berikut adalah dampak kesehatan gas SOterhadap kesehatan:
·         Iritasi terhadap selaput lendir saluran pernapasan
·         Pada kadar 8-12 ppm dapat menyebabkan batuk dan kesukaran bernapas
·         Pada paparan kronis pada saluran pernapasan dapat menyebabkan terjadinya bronkhitis, chronic obstructive pulmonary disease (COPD) dan endema paru
·         Peningkatan sekresi mukus
·         Iritasi pada mata bisa menyebabkan keluarnya air mata dan menyebabkan mata merah dan terasa pedas
·         Apabila kadar di atmosfer cukup tinggi maka kemungkinan akan terjadi hujan asam yang bersifat lokal. Dan pada kondisi kelembapan udara tinggi maka gas SOakan bersifat korosif
2.      Gas Ozon (O3)
Gas Ozon (O3) merupakan gas tidak berwarna yang berada di lapisan stratosfer dan berfungsi sebagai penyerap sinar ultra violet dari matahari. Apabila lapisan ozon rusak akibat gas Chloro Flouro Carbon (CFC) maka sinar ultra violet akan langsung ke bumi sehingga akan membahayakan makhluk hidup. Berikut adalah dampak kesehatan gas Oterhadap kesehatan:
·         Iritasi dan rasa kering tenggorokan
·         Peningkatan airway ressistance
·         Sakit kepal, mual, tidak suka makan
·         Batuk dan rasa nyeri dada serta pernapasan menjadi pendek
·         Terjadinya Sembab paru
3.      Karbon monoksida (CO)
Gas karbon monoksida (CO) merupakan gas yang sangat berbahaya untuk tuuh karena daya ikat gas CO terhadap Hb adalah 210  kali dari daya ikat Oksigen terhadap Hb. Gas CO yang kandungannya tinggi dalam darah berasal dari asap rokok dan asap kendaraan yang pembakarannya tidak sempurna. Berikut adalah dampak kesehatan gas CO terhadap kesehatan:
·         Memblokir fungsi transpor HbO2 dan meningkatkan HbCO dalam darah
·         Kerusakan otot jantung dan susunan saraf pusat
·         Gas CO digolongkan sebagai asphyxiant (penyebab sesak napas) dan bahan beracun berasal dari pembentukan karboksihemoglobin (HbCO)
·         Pada HbCO kadar 10% menyebabkan gejala pusing pada kepala
·         Pada HbCO kadar 20% menyebabkan gejala mual dan sesak napas
·         Pada HbCO kadar 30% menyebabkan gejala gangguan penglihatan dan konsentrasi menurun
·         Pada HbCO kadar 40-50% menyebabkan gejala tidak sadar dan koma dan apabila berlanjut akan menyebabkan kematian.

4.      Nitrogen dioksida (NO2)
Gas Nitrogen dioksida (NO2) merupakan gas yang sangat toksik, berbau tajam, iritatif dan berwarna merah kecoklatan serta bersifat oksidator. Apabila udara tercemar oleh gas NOdan bereaksi dengan uap air maka akan terjadi korosif dan memberikan efek terhadap mata, paru dan kulit:
·         Iritasi terhadap paru akan menyebabkan edema paru setelah terpapar oleh gas NO2 selama 48-72 jam, dan apabila terpapar dengan dosis yang meningkat akan menjadi fatal.
·         Peningkatan inspiratory resistance dan peningkatan expiratory resistance
·         Iritasi terhadap mata bisa terjadi apabila NOberupa uap yang pekat
·         Iritasi kulit apabila kulit kontak dengan uap cair nitrogen dan dapat menyebabkan terjadinya luka bakar (frostbite)
·         Selain itu NOjuga dapat bereaksi dengan darah
5.         Gas Asam Klorida (HCl)
Gas Asam Klorida merupakan gas yang sangat korosif dan apabila bertahan lama di udara ambien maka akan terjadi hujan asam dan berpengaruh pada kehidupan makhluk hidup. Berikut adalah dampak kesehatan gas CO terhadap kesehatan:
·           Iritasi selaput lendir hidung (gatal selaput hidung), nyeri tenggorokan, batuk-batuk, dan kerusakan paru.
·           Iritasi mata (mata merah, pedih, dan berair) dan merusak kornea (kebutaan).
·           Iritasi kulit (kulit kering, erythema, dan terjadi luka bakar)
6.         Amoniak (NH3)
Keberadaan amoniak yang berada di atmosfer dipengaruhi oleh kondisi cuaca antara lain suhu, kelembapan udara, arah angin. Dengan demikian masyarakat yang terpapar akan bergantung ke mana arah angin dan sampai seberapa besar terpapar kadar NH3 di atmosfer. Berikut adalah dampak kesehatan gas NH3 terhadap kesehatan:
·           Iritasi selaput lendir hidung dan tenggorokan serta pada kadar 5000 ppm dapat menyebabkan edema laring, paru dan pada akhirnya menyebabkan kematian.
·           Iritasi mata (mata merah, pedih, dan berair) dan bisa menyebabkan kebutaan.
·           Iritasi pada kulit dapat menyebabkan terjadinya luka bakar (frostbite).
·           Amoniak bersifat teratogenik pada paparan yang menahun.
7.         Asam Sianida (HCN)
Gasa asam sianida (HCN) merupakan gas yang sangat beracun. Hal tersebut dibuktikan bahwa manusia yang menghirup HCN berkadar 20-40 ppm sudah mulai menunjukkan gejala keracunan. Gejala keracunan gas HCN antara lain fatique, sakit kepala, vertigo, muntah, kejang, koma dan bisa menyebabkan kematian. Apabila terpapar secara akut dengan dosis sekitar 150 ppm sangat berbahaya dan terpapar 300 ppm dapat mematikan secara langsung. Apabila terpapar di dalam ruangan dengan kadar rendah (< 10 ppm) dan berlangsung menahun (kronis) maka akan menimbulkan keluhan yang bersifat kronis.
8.         Klorin (Cl2)
Merupakan gas yang sangat iritan (direct respitaratory irritant), reaktif, dan toksik terutama terhadap selaput lendir hidung, mata, tenggorokan dan saluran pernapasan lainnya. Gas klorin banyak digunakan dalam pabrik plastik, pabrik kertas, dan untuk bahan pemutih. Apabila mencemari udara dalam ruangan maka ventilasi udara perannya sangatlah penting agar gas tersebut bisa keluar. Berikut adalah dampak kesehatan gas CO terhadap kesehatan:
·           Pada kadar 30 ppm dapat menimbulkan batuk, nyeri dada, dan kesukaran bernapas. Pada paparan kronis dapat berakibat terhadap hidung (anosmia) dan terhadap saluran pernapasan dapat menyebabkan terjadinya bronkhitis dan edema paru.
·           Iritasi mata dapat menyeabkan kelainan seperti luka bakar
·           Iritasi kulit dapat menyebabkan luka bakar
·           Menyebabkan efek korosi pada lapisan gigi.
9.         Nitrogen (N2)
Kadar gas Nyang tinggi di dalam ruangan akan terjadi kompetisi dengan O2. Apabila kadar gas N2meningkat maka kadar O2 akan menurun misalnya kadar Ndalam ruangan sebesar 78% maka kadar O2 akan berkurang menjadi 18% (kadar optimal O yang normal untuk pernapasan adalah 21%) maka akan menyebabkan gejala antara lain rasa lemas, emosional, hilangnya kesadaran, gangguan denyut jantung, pernapasan dan gangguan koordinasi.
10.     Hidrogen sulfida (H2S)
Pada kadar tertentu gas H2S dapat berbau tidak enak (rooten eggs) dan bersifat asphyxiant serta iritan terhdap mata, kulit, dan saluran pernapasan, edema paru apabila dosis cukup besar dapat mematikan. Gas H2S yang ada di udara ambien biasanya berasal dari pemurnian minyak (oil refining), tambang batu bara, pabrik karet dan akan mencemari udara masyarakat. Berhubung gas ini bersifat korosif maka apabila terjadi kebocoran gas H2S dan mencemari atmosfer maka akan timbul keluhan pada masyarakat serta akan mengganggu kehidupan flora dan fauna di daerah terpapar.
11.     Fosgen (CCl2O)
Gas fosgen bersifat korosif dan iritatif yang sangat kuat. Apabila udara tercemar dengan fosgen dan terhirup oleh manusia maka akan memberikan efek sesak napas, batuk-batuk, nyeri waktu bernapas, dan dapat sianosis. Pada kadar sebesar 20 ppm dalam waktu singkat akan menyebabkan sakit paru karena karena rusaknya alveoli.
12.     Arsin (AsH3)
Gas arsin merupakan gas bercun, tidak stabil, dan mudah terbakar. Gas arsin dapat menyebabkan kelainan paru, darah, limpa, dan kulit. Berikut adalah dampak AsHkesehatan gas  terhadap kesehatan:
·           Pada paparan dengan dosis besar dalam waktu singkat dapat menyebabkan kematian. Gas arsin dapat menyebabkan kanker paru dengan paparan yang kronis.
·           Paparan yang kronis terhadap kulit dapat menyebabkan penyakit kulit yang ganas.
·           Gas arsin merupakan racun hemopoitik dan dapat bereaksi dengan hemoglobin membentuk hemo-arsen yang bisa menyebabkan penyakit kuning, hematuria dan dapat menyebabkan kematian.
·           Paparan yang akut akan menyebabkan keluhan perut, mual, dan muntah. Arsin dapat secara langsung meracuni liver yang dapat menimbulkan keluhan berupa penyakit kuning, mual dan muntah serta gangguan pencernaan.
13.     Gas Flour (F2)
Gas flour merupakan gas yang toksik, iritan, dan sebagai oksidator yang dapat mengganggu fungsi saluran pernapasan, kulit, mata dan tulang. Berikut adalah dampak F­kesehatan gas  terhadap kesehatan:
·           Pada paparan dosis tertentu dan terhirup akan menyebabkan batuk, sesak napas, edema paru dan dapat menyebabkan kematian.
·           Paparan pada kulit dapat menyebabkan luka bakar
·      Gas flour dapat menyebabkan gangguan pada tulang berupa osteossklerosis dan kalsifikasi.
Efek Polutan Partikel
1.      Asbes
Di dalam tubuh, asbes terutama ditimbun di paru dan dapat menyebabkan kelainan berupa:
·         Fibrosis pada paru
·         Kanker paru
2.      Kadmium (Cd)
Inhalasi debu Cd dapat menyebabkan terjadinya:
·         Kerusakan paru (emphysematous)
·         Kerusakan ginjal
3.      Berilium (Be)
Paparan lingkungna kerja oleh Be antara lain dapat menyebabkan terjadinya:
·         Acute pneumonic diseas
·         Chronic granulomatous disease
4.      Arsen (As)
Paparan menahun dengan As antara lain dapat menyebabkan terjadinya kanker paru dan kanker kulit.
5.      Kromium (Cr)
Chrom heksavalen dapat menyebabkan kelainan antara lain:
·         Iritasi mukosa
·         Perforasi hidung
·         Faringitis
·         Kanker paru
Efek polutan biologi
1.    Viable particulate pollutants
Keadaan bakteri di dalam ruangan sangat bergantung pada situasi dan aktivitas di dalam ruangan tersebut. Spora di dalam ruangan terutama adalah pennicillium, clodosporium, dan ragi.
2.    Aldehida (Formaldehida dan Akroelin)
Keduanya menyebabkan bau busuk dan iritasi mata yang disebabkan oleh asap fotokimia. Penelitian ini menunjukkan bahwa aldehid jenis ini bertindak sebagai aldehid kompetitif, iritasi tidak dihubungkan dengan aldehid total tetapi dengan konsentrasi akroelin dan formaldehida.

Download Versi PDF: Klik DISINI

No comments:

Post a Comment