Udara
di alam ini tidak pernah ditemukan dalam keadaan bersih, hal ini terjadi karena
kegiatan alam (terjadi secara alami), maupun karena ulah atau
kegiatan/aktivitas manusia misalnya gas-gas CO, gas SO2 dan
H2S
yang dihasilkan melalui kegiatan gunung berapi, terjadinya pelapukan
tumbuh-tumbuhan dan kebakaran hutan, yang terus-menerus masuk ke dalam atmosfer
(udara). Selain gas-gas tersebut ada pula partikulat-partikulat padat dan cair
yang dihasilkan oleh ledakan gunung berapi atau gangguan lain yang dibawa
hembusan angin masuk ke dalam atmosfer. Di samping gas-gas dan
partikulat-partikulat padat dan cair yang dihasilkan secara alami, masih
diperoleh juga gas-gas dan partikulat-partikulat lain yang diperoleh dari hasil
kegiatan manusia sebagai hasil proses kimiawi ataupun proses biologis.
ADS
loading...
Monday, August 27, 2018
Tuesday, August 21, 2018
EPIDEMI GLOBAL: FLU BURUNG
Flu burung merupakan epidemi global yang
terkait dengan pola makan daging. Dengan keadaan peternakan modern zaman
sekarang yang sangat kacau dan padat, hewan-hewan dipaksa hidup
berdesak-desakan tanpa bisa banyak bergerak, kotoran mereka tersebar
dimana-mana. Udara yang bercampur dengan amonia yang berasal dari kotoran
menghancurkan paru-paru dan merusak sistem kekebalan tubuh mereka. Tidak
mengherankan jika tempat-tempat seperti ini merupakan sumber terciptanya
penyakit-penyakit mematikan seperti penyakit kuku dan mulut, sapi gila, dan
yang paling berbahaya saat ini: flu burung.
Thursday, August 16, 2018
BAHAYA MAKAN IKAN YANG TERKONTAMINASI RACUN
Saat ini,
daging ikan mengalami kontaminasi parah berbagai bahan kimia beracun yang
dihasilkan manusia. Racun-racun ini telah diidentifkasi sebagai penyebab kanker,
kemunduran kecerdasan otak, dan kontaminasi bakteri. Akan tetapi Anda tidak
sadar bahwa setiap kali Anda makan ikan, Anda juga memasukkan racun-racun
tersebut ke dalam tubuh Anda, yang terdiri dari bakteri, logam-logam berat, dan
pengontaminasi lainnya.
Tubuh ikan
menyerap racun-racun yang ada pada habitatnya. Semakin tinggi posisi seekor
ikan dalam rantai makanan, maka semakin beracun ikan tersebut jadinya.
Ikan-ikan yang besar (seperti tuna dan salmon) memakan ikan-ikan kecil dan
mereka menyerap juga racun-racun yang ada dalam tubuh mangsanya. Racun yang
banyak ditemukan pada ikan adalah PCBs (polychlorinated biphenyls), yang
mana menyebabkan kerusakan hati, kelainan jaringan syaraf, dan gangguan janin;
dioksin, biasanya terkait dengan kanker; radioaktif, misalnya strontium 90; dan
masih banyak logam-logam berbahaya seperti mercury, cadmium, chromium, lead,
dan arsenic, yang mana dapat menyebabkan gangguan-gangguan mulai dari kerusakan
ginjal sampai dengan gangguan perkembangan mental. Dan kabar buruknya, sekali
dikonsumsi racun-racun ini dapat mengendap sampai beberapa dekade.
Monday, August 13, 2018
ASIDIFIKASI SAMUDERA
Kontributor terbesar pemanasan
global saat ini adalah karbon dioksida(CO2), metana (CH4)
yang dihasilkan agrikultur dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan
ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk
kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya
berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga makin memperparah keadaan ini
karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang tersimpan di
dalam jaringannya ke atmosfer.
Wednesday, August 1, 2018
DAMPAK INDUSTRI PETERNAKAN BAGI PERUBAHAN IKLIM
Tahukah anda?
Pola makan daging
dapat merusak keseimbangan planet kita. Berikut adalah fakta-fakta yang
berhubungan dengan kerusakan alam yang ditimbulkan oleh pola makan daging.
Pemborosan Sumber Daya Alam.
Di A.S. (Amerika
Serikat), hewan ternak menghabiskan 70% (persen) dari hasil jagung, gandum, dan
padi-padian yang ada. Peternakan sapi di seluruh dunia telah menghabiskan makanan
yang cukup untuk dikonsumsi oleh 8,7 miliar orang—lebih dari polulasi seluruh
umat manusia di Bumi. Kelaparan dunia tidak seharusnya terjadi apabila kita
semua bervegetarian.
Tuesday, July 24, 2018
PERANAN BAHAN ORGANIK TERHADAP KESUBURAN KIMIA TANAH
Pengaruh bahan organik terhadap kesuburan kimia tanah antara lain
terhadap kapasitas pertukaran kation, kapasitas pertukaran anion, pH tanah,
daya sangga tanah dan terhadap keharaan tanah. Penambahan bahan organik akan
meningkatkan muatan negatif sehingga akan meningkatkan kapasitas tukar kation
(KTK).
Bahan organik memberikan konstribusi yang nyata terhadap KTK tanah. Sekitar
20-70 % kapasitas tukar tanah pada umumnya bersumber pada koloid humus (contoh:
Molisol), sehingga terdapat korelasi antara bahan organik dengan KTK tanah (Stevenson,
1982). Kapasitas tukar kation (KTK) menunjukkan kemampuan tanah untuk menahan
kation-kation dan mempertukarkan kation-kation tersebut termasuk kation hara
tanaman. Kapasitas tukar kation penting untuk kesuburan tanah.
Friday, July 20, 2018
POLLUTION AIR
The
atmosphere is an important resource for the survival of all species on the
planet, as a source of fresh air for breathing and as a protective layer
against direct solar radiation. The Earth’s atmosphere is composed of 78.084
percent nitrogen, 20.948 percent oxygen, 0.934 percent argon, 0.031 percent
carbon dioxide, and 0.003 percent trace gases such as water vapor and air
pollutants. The analysis of air bubbles trapped in ice cores provides evidence
that the contents of so-called greenhouse gases, such as carbon dioxide,
methane, nitrous oxide, ozone, sulfate, and carbonaceous aerosols, have
significantly increased over the past 200 years. This historic change of the
atmospheric composition is not fully understood, but it has roots in natural
processes and human activity. As a result, both roles of the atmosphere are
affected. First, the increase of greenhouse gases contributes to the increase
in the amount of solar radiative energy trapped at the Earth’s boundaries,
which directly affects the planetary climate. Second, the composition of
atmospheric air, particularly the air pollutants, strongly affects the human
and environmental health.
Tuesday, July 10, 2018
ECONOMICS IMPACT FROM CLIMATE CHANGE
The Economic Impacts of climate change are the net costs or benefts from
such climatic change on the global economy relative to a prior world with
constant climate. Economic impacts are usually measured relative to a
pre-industrial average climate (1750–1850). Climate change will directly and
indirectly affect people’s lives, the physical environment, as well
as the economic growth of developing and developed countries. The economically
most signifcant physical changes brought on by climate change are shifted temperature,
rainfall, and radiation patterns, because these factors serve as inputs to
production and affect human well-being directly or indirectly through socioeconomic
and ecological systems. The largest effects are likely to occur through
impacts on the global water balance, the food production system, human health,
land, and ecosystems. In addition to gradual changes in the geographic
distribution of temperature and rainfall, extreme and catastrophic events
occurring with greater frequency are expected to cause much damage. Economic
impacts of climate change are also predicted to differ greatly
between developing and developed countries.
DOWNLOAD FULL TEXT : CLICK HERE
Thursday, July 5, 2018
PELUANG PRODUK PENGGANTI DAGING DAN SUSU
Sebuah perusahaan makanan setidaknya mempunyai tiga insentif untuk
menanggapi risiko dan peluang pada industri makanan secara umum. Insentif
pertama adalah perusahaan makanan telah rugi akibat bencana iklim, jadi
kepentingan perusahaan itu sendiri bisa dilindungi dengan memperlambat
perubahan iklim. Di daerah-daerah yang terlanda, bencana iklim bisa
diperkirakan tidak hanya mengurangi pasar industri makanan, tetapi juga merusak
prasarana dan kemampuannya untuk beroperasi. Sebagai contoh, semua resiko ini
terjadi di wilayah New Orleans pada tahun 2005 karena badai Katrina, ketika
perusahaan Whole Foods Market melaporkan kerugian sebesar US$16,5 juta pada
tahun itu karena toko-tokonya rusak dan tutup di wilayah New Orleans, tidak ada
penjualan, dan harus memperbaiki toko-toko yang rusak itu. Risiko seperti ini
akan diperburuk oleh bencana iklim ekstrem di kemudian hari, yang kejadiannya
dan kekuatannya diperkirakan akan meningkat di seluruh dunia.
Thursday, June 28, 2018
MITIGASI PERUBAHAN IKLIM
Ancaman utama dari perubahan iklim adalah pertumbuhan populasi manusia,
yang diperkirakan sekitar 35 persen antara tahun 2006 hingga 2050. Dalam
periode yang sama, FAO memproyeksikan bahwa jumlah peternakan di seluruh dunia
akan meningkat dua kali lipat, sehingga emisi GRK terkait peternakan juga akan
meningkat kurang lebih dua kali lipat (atau meningkat sedikit lebih kecil bila
semua rekomendasi FAO diterapkan sepenuhnya), sementara secara luas diharapkan
bahwa GRK dari industri-industri lain akan turun. Hal ini akan menyebabkan
jumlah emisi terkait peternakan bahkan lebih tidak dapat diterima dibandingkan
tingkat saat ini yang sudah membahayakan. Hal ini juga berarti bahwa strategi
yang efektif harus melibatkan penggantian produk peternakan dengan alternatif
yang lebih baik, alih-alih hanya mengganti satu produk daging dengan produk
daging lainnya yang dianggap lebih rendah jejak karbonnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)