Saat ini,
daging ikan mengalami kontaminasi parah berbagai bahan kimia beracun yang
dihasilkan manusia. Racun-racun ini telah diidentifkasi sebagai penyebab kanker,
kemunduran kecerdasan otak, dan kontaminasi bakteri. Akan tetapi Anda tidak
sadar bahwa setiap kali Anda makan ikan, Anda juga memasukkan racun-racun
tersebut ke dalam tubuh Anda, yang terdiri dari bakteri, logam-logam berat, dan
pengontaminasi lainnya.
Tubuh ikan
menyerap racun-racun yang ada pada habitatnya. Semakin tinggi posisi seekor
ikan dalam rantai makanan, maka semakin beracun ikan tersebut jadinya.
Ikan-ikan yang besar (seperti tuna dan salmon) memakan ikan-ikan kecil dan
mereka menyerap juga racun-racun yang ada dalam tubuh mangsanya. Racun yang
banyak ditemukan pada ikan adalah PCBs (polychlorinated biphenyls), yang
mana menyebabkan kerusakan hati, kelainan jaringan syaraf, dan gangguan janin;
dioksin, biasanya terkait dengan kanker; radioaktif, misalnya strontium 90; dan
masih banyak logam-logam berbahaya seperti mercury, cadmium, chromium, lead,
dan arsenic, yang mana dapat menyebabkan gangguan-gangguan mulai dari kerusakan
ginjal sampai dengan gangguan perkembangan mental. Dan kabar buruknya, sekali
dikonsumsi racun-racun ini dapat mengendap sampai beberapa dekade.
Masyarakat Indonesia sendiri pernah menjadi contoh kontaminasi
parah logam berat pada ikan dalam kasus „Minamata‟ di teluk Buyat beberapa
waktu yang lalu. Para penderita penyakit minamata saat itu banyak yang
mengalami kerusakan syaraf dan kemunduran kecerdasan otak yang signifkan.
Sebagaimana juga Anda ketahui, laut adalah tempat pembuangan akhir segala
sampah manusia yang dapat larut di air, mulai dari tinja (kotoran manusia maupun
hewan) sampai dengan bahan-bahan kimia yang larut di air. Jadi, dengan makan
ikan, Anda juga telah mengambil resiko untuk terkontaminasi bakteri-bakteri
dalam kotoran seperti salmonella, listeria, dan E.coli. Di AS (Amerika
Serikat), seafood adalah penyebab nomor satu dalam kasus keracunan makanan.
Menurut sebuah laporan dari GAO (General Accounting Office) AS, industri
seafood tidak diregulasi dengan baik. Faktanya, FDA (Food and Drug
Administration) AS bahkan tidak terlalu peduli untuk melakukan tes pada
daging ikan terhadap kemungkinan kontaminasi racun-racun kimia maupun
bakteri-bakteri berbahaya.
Jurnal
akademis yang berjudul Environmental Microbiology yang diterbitkan pada bulan
Juli 2006 memperingatkan akan bahaya yang ditimbulkan oleh antibiotik yang
diberikan pada ikan-ikan di peternakan. Obat-obatan ini diberikan agar
ikan-ikan dapat bertahan hidup dalam kondisi yang penuh sesak dan tercemar oleh
berbagai kotoran. Para ilmuwan
sangat mengkhawatirkan timbulnya bakteri-bakteri yang kebal terhadap antibiotik
karena pemakaian antibiotik dalam jumlah besar dan terus menerus pada ikan
ternak. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya jenis-jenis penyakit baru yang
tidak dapat disembuhkan dengan obat-obatan yang ada saat ini. Contoh yang sama
terjadi pada unggas dalam kasus flu burung. “Apabila kita tidak menghentikan
penggunaan antibiotik prophylatic di peternakan ikan, jangan heran jika kita
akan menemukan lebih banyak bakteri patogen yang kebal terhadap antibiotik
bermunculan, menyebabkan peningkatan penyakit pada ikan, hewan, dan juga
manusia,” kata Dr.Felipe Cabello.
Penangkapan
ikan modern telah merusak keanekaragaman hayati laut. Para penangkap ikan
mengumbar jaring yang lebarnya dapat mencapai satuan kilometer, kemudian
menyapu seluruh ikan yang dilewati oleh jaring tersebut, dan sayangnya seluruh
habitat karang laut pun ikut tersapu. Praktek penangkapan ikan telah
menghancurkan ekosistem laut dalam jumlah yang luar biasa. Populasi ikan yang
berukuran relatif besar saat ini hanya tersisa sepuluh persen dari jumlah
mereka pada tahun 1950-an.
Peternakan
ikan juga menyumbangkan kerusakan laut dalam jumlah besar. Ikan-ikan yang
diternak di tambak-tambak di lautan banyak yang terserang wabah penyakit dan
parasit karena keadaan tambak yang sangat penuh sesak dan ikan-ikan yang hidup
bersama kotoran
mereka.
Ketika ikan-ikan ini kabur dari tambak, mereka mengancam kehidupan ikan-ikan
lain di lautan dengan penyakit yang mereka bawa. Peternakan ikan juga mencemari
perairan di daerah pesisir pantai dengan kotoran ikan dalam jumlah yang sangat
besar, selain itu juga dibutuhkan penangkapan ikan-ikan kecil dalam jumlah
besar untuk memberi makan ikan-ikan ternak.
Para
ilmuwan telah memperingatkan bahwa kerusakan yang disebabkan oleh industri
peternakan dan penangkapan ikan tidak dapat diperbaiki. Atau setidaknya akan
membutuhkan waktu yang sangat lama untuk memperbaikinya. Apabila Anda peduli
dengan lingkungan, Tolong! Lepaskanlah ikan dan jenis hewan air lainnya dari
piring makan Anda, biarkan mereka hidup bebas dalam habitat mereka. Hal ini
tidak hanya baik untuk lingkungan, tetapi juga sangat baik bagi kesehatan dan
anda juga telah menghindari penumpukan logam-logam berbahaya, kontaminasi
bakteri dan virus pada ikan.
Pembahasan lengkap artikel ini dapat
anda lihat di:
nice
ReplyDelete