Presiden Joko Widodo padasaat pertemuan G-20 telah
menyampaikan komitmen Indonesia untuk mengurangi sampah plastik laut sebesar 70
% hingga tahun 2025. Sejalan dengan hal tersebut Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Penelitian danPengembangan (Balitbang)
saat ini tengah mengembangkan pemanfaatan limbah plastik sebagai campuran
aspal.
Para peneliti di Balitbang Kementerian PUPR telah cukup
lama melakukan penelitian pemanfaatan limbah plastik sebagai campuran aspal. Pada
akhir Juli lalu, telah dilaksanakan uji coba menggelar aspal plastik sepanjang
700 meter yang bertempat di Universitas Udayana, Bali. Kepala Balitbang
Kementerian PUPR, Danis Hidayat Sumadilaga mengatakan pemanfaatan limbah
plastik sebagai aspal tersebutmerupakan salah satu solusi bagi permasalahan
sampah plastik. “Setiap 1 kilometer jalan dengan lebar 7 meter, membutuhkan
campuran limbah plastik sebanyak 2,5 hingga 5 ton. Jadi bisa dibayangkan
apabila hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan di Indonesia yang memiliki
jalan ribuan kilometer,” tutur Danis yang ditemui di lokasi pengujian.
Jumlah sampah plastik di Indonesia tahun 2019 diperkirakan
mencapai 9,52 juta ton atau 14 persen dari total sampah yang ada. Dengan
estimasi plastik yang digunakan 2,5-5 ton/km jalan, maka limbah plastik dapat
menyumbang kebutuhan jalan sepanjang 190.000 km. Selain itu, aspal yang
dihasilkan juga lebih lengket jika dibandingkan dengan aspal yang tidak
menggunakan plastik sebagai campuran. Artinya, kata Danis, stabilitas aspal dan
ketahanannya lebih baik. “Stabilitasnya meningkat 40 persen, ini menjadikan
kinerja lebih baik lagi,” tambah Danis.
Setelah berhasil diuji coba di Universitas Udayana,
selanjutnya pemanfaatan limbah plastik untuk aspal jugaakan dilaksanakan pada jalan
nasional di Jakarta, Bekasi dan Surabaya pada pertengahan Agustus tahun 2017.
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI (DKI Jakarta dan Jabar) dan BBPJN VII
(Jawa Timur) saat ini tengah melakukan persiapannya sehingga dapat segera
dimulai.
Pemanfaatan limbah plastik sebagai aspal merupakan buah
kerjasama antara Kementerian PUPR dan Kementerian Koordinator (Kemenko)
Kemaritiman. Dalam kaitan ini, Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya
Maritim Kemenko Kemaritiman Safri Burhanuddin mengatakan bahwa untuk menyuplai
kebutuhan limbah plastik sebagai aspalpihaknya telah berkoordinasi dengan
Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (Adupi) di 16 kota besar yang akan
mengumpulkan dan memilah sampah.“Dalam upaya pengurangan sampah ini tahapan
awalnya adalah melakukan edukasi kepada masyarakat,setelah terkumpul kami minta
dukungan tim Kementerian PUPR. Pemanfaatan limbah plastik untuk aspal ini diharapkan
dapat menjadi solusi yang tepat terhadap permasalahan sampah di Indonesia,”
tutur Safri. Sedangkan mengenai pemilihan Universitas Udayana sebagai lokasi
uji coba pertama, Safri mengungkapkan bahwa lokasi tersebut akan dijadikan sebagai
showcase pada Forum Pertemuan Tahunan
World Bank dan IMF tahun 2018 mendatang terkait dengan solusi masalah limbah
plastik.
Wakil Dekan Fakultas Teknik Universitas Udayana, Ngakan
Putu Sueca mengatakan bahwa pemilihan kampus Universitas Udayana sebagai laboratorium
penelitian mahasiswanya merupakan hal yang positif. Diharapkan para mahasiswa
dapat mengambil kesempatan untuk belajar dan mengembangkan teknologinya. “Ini
merupakan sebuah wujud kerjasama yang baik antara peneliti, akademisi dan
praktisi dalam mencarisolusi masalah limbah plastik,” tutur Sueca. Turut hadir
pada kesempatan tersebut Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan
Jembatan Deded Permadi, Sekretaris Balitbang, Herry Vaza, Kepala Pusat
Penelitian dan Pengembangan Kebijakan dan Penerapan Teknologi, Rezeki
Peranginangin, Kepala BBPJN VI, Atyanto Busono dan Kepala BBPJN VIII, I
KetutDhamawahana.
SUMBER : KLIK DISINI
No comments:
Post a Comment