SEJAK kepemimpinan Presiden Joko Widodo, pembangunan di kawasan Timur
Indonesia menjadi prioritas. Dengan tujuan agar pembangunan nasional dapat merata
serta dapat memaksimalkan potensi daerah yang sampai saat ini belum tergali
dengan maksimal.
Nusa Tenggara Timur, sebagai salah satu provinsi di wilayah timur
Indonesia, mempunyai potensi yang luar biasa besar antara lain, komoditas
unggulan seperti peternakan, perkebunan, perikanan dan industri, keindahan alam
dan kekayaan diantaranya Pulau Komodo, Danau Kelimutu, Larantuka dan Lamalera,
serta Pulau Alor dan Pulau Rote.
Dalam rangka memaksimalkan potensi besar yang
dimiliki Provinsi NTT tersebut sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, dibutuhkan investasi yang cukup besar. Hal tersebut karena
investasi di Provinsi NTT mengandung unsur pionir (perintis atau pemula) yang memerlukan
fasilitasi dalam bentuk insentif fiskal, kepastian iklim usaha yang baik serta
dukungan ketersediaan infrastruktur yang memadai. Salah satu infrastruktur yang
diupayakan untuk dapat dibangun adalah Jembatan Pancasila yang menghubungkan
antara pulau Flores dengan pulau Adonara.
Pada tahun 2015, Pemerintah Provinsi NTT, telah menyusun pra studi kelayakan
Jembatan Pancasila. Adapun hasil dari pra studi kelayakan tersebut adalah
pembangunan jembatan tersebut layak secara ekonomis dan secara teknis. Selain
itu, dalam studi tersebut, teridentifkasi bahwa arus laut cukup kuat mencapai
0.3–3.8 m/s dan berpotensi apabila jembatan tersebut dilengkapi dengan turbin
untuk menghasilkan energi listrik sebesar 300mW. Jika terealisasi, suplai
energi listrik dari turbin arus laut Jembatan Pancasila bahkan bisa mencukupi
kebutuhan listrik di seluruh wilayah Pulau Flores hingga ke Manggarai Barat dan
Pulau Adonara. Beberapa investor pun telah menyatakan minatnya untuk melaksanakan
pembangunan jembatan yang dilengkapi turbin tersebut diantaranya Tidal Bridge
BV asal Belanda.
Ada tiga isu kelayakan dalam pembangunan jembatan ini, yakni kelayakan
ekonomi, kelayakan fnansial maupun kelayakan teknis. Berdasarkan hasil pra
studi kelayakan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi NTT pada tahun 2015,
untuk umur rencana jembatan 50 tahun maupun 100 tahun didapat nilai economic IRR sebesar 8.14 persen dan
7.18 persen yang artinya masih diatas rata-rata BI rate. Selain itu, nilai economic NPV yang menunjukkan nilai
positif, beneft cost ratio yang menunjukkan
nilai di atas 1 pada tahun ke-50, yang didasarkan pada manfaat adanya
konektivitas antara pulau Flores dan Adonara, terhadap akumulasi penambahan
nilai ekonomi penduduk flores timur. Dengan demikian, berdasarkan pra-studi
kelayakan yang disusun Pemerintah Provinsi NTT menyatakan bahwa proyek pembangunan
Jembatan Pancasila adalah layak secara ekonomi. Selain itu, “Besar harapan
Pemerintah NTT dengan tersedianya listrik dari Jembatan Pancasila yang
dilengkapi Turbin PLTAL, akan meningkatkan industri pengolahan produk perikanan
dan pariwisata.”
Baca
selengkapnya dengan klik DISINI
No comments:
Post a Comment