ADS

loading...

Thursday, March 22, 2018

JEMBATAN PANCASILA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT



SEJAK kepemimpinan Presiden Joko Widodo, pembangunan di kawasan Timur Indonesia menjadi prioritas. Dengan tujuan agar pembangunan nasional dapat merata serta dapat memaksimalkan potensi daerah yang sampai saat ini belum tergali dengan maksimal.
Nusa Tenggara Timur, sebagai salah satu provinsi di wilayah timur Indonesia, mempunyai potensi yang luar biasa besar antara lain, komoditas unggulan seperti peternakan, perkebunan, perikanan dan industri, keindahan alam dan kekayaan diantaranya Pulau Komodo, Danau Kelimutu, Larantuka dan Lamalera, serta Pulau Alor dan Pulau Rote. 
Dalam rangka memaksimalkan potensi besar yang dimiliki Provinsi NTT tersebut sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dibutuhkan investasi yang cukup besar. Hal tersebut karena investasi di Provinsi NTT mengandung unsur pionir (perintis atau pemula) yang memerlukan fasilitasi dalam bentuk insentif fiskal, kepastian iklim usaha yang baik serta dukungan ketersediaan infrastruktur yang memadai. Salah satu infrastruktur yang diupayakan untuk dapat dibangun adalah Jembatan Pancasila yang menghubungkan antara pulau Flores dengan pulau Adonara.

Pada tahun 2015, Pemerintah Provinsi NTT, telah menyusun pra studi kelayakan Jembatan Pancasila. Adapun hasil dari pra studi kelayakan tersebut adalah pembangunan jembatan tersebut layak secara ekonomis dan secara teknis. Selain itu, dalam studi tersebut, teridentifkasi bahwa arus laut cukup kuat mencapai 0.3–3.8 m/s dan berpotensi apabila jembatan tersebut dilengkapi dengan turbin untuk menghasilkan energi listrik sebesar 300mW. Jika terealisasi, suplai energi listrik dari turbin arus laut Jembatan Pancasila bahkan bisa mencukupi kebutuhan listrik di seluruh wilayah Pulau Flores hingga ke Manggarai Barat dan Pulau Adonara. Beberapa investor pun telah menyatakan minatnya untuk melaksanakan pembangunan jembatan yang dilengkapi turbin tersebut diantaranya Tidal Bridge BV asal Belanda. 
 

Ada tiga isu kelayakan dalam pembangunan jembatan ini, yakni kelayakan ekonomi, kelayakan fnansial maupun kelayakan teknis. Berdasarkan hasil pra studi kelayakan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi NTT pada tahun 2015, untuk umur rencana jembatan 50 tahun maupun 100 tahun didapat nilai economic IRR sebesar 8.14 persen dan 7.18 persen yang artinya masih diatas rata-rata BI rate. Selain itu, nilai economic NPV yang menunjukkan nilai positif, beneft cost ratio yang menunjukkan nilai di atas 1 pada tahun ke-50, yang didasarkan pada manfaat adanya konektivitas antara pulau Flores dan Adonara, terhadap akumulasi penambahan nilai ekonomi penduduk flores timur. Dengan demikian, berdasarkan pra-studi kelayakan yang disusun Pemerintah Provinsi NTT menyatakan bahwa proyek pembangunan Jembatan Pancasila adalah layak secara ekonomi. Selain itu, “Besar harapan Pemerintah NTT dengan tersedianya listrik dari Jembatan Pancasila yang dilengkapi Turbin PLTAL, akan meningkatkan industri pengolahan produk perikanan dan pariwisata.”

Baca selengkapnya dengan klik DISINI

No comments:

Post a Comment