Pupuk adalah semua bahan yang ditambahkan
pada tanah dengan maksud untuk memperbaiki sifat fisis, kimia dan biologis.
Sebagai tempat tumbuhnya tanaman, tanah harus subur, yaitu memiliki sifat
fisis, kimia, dan biologi yang baik. Sifat fisis menyangkut kegemburan,
porositas, dan daya serap. Sifat kimia mennyangkut pH serta ketersedian unsur-
unsur hara. Sedangkan sifat biologis menyangkut kehidupan mikroorganisme dalam
tanah
Pupuk dalam arti luas diklasifikasikan sebagai berikut :
a.
Berdasarkan
asalnya :
1.
Pupuk
alam, yakni pupuk yang berasal dari tumbuhan atau kotoran hewan yang terurai dengan
sendirinya di dalam tanah. Terbentuknya pupuk alami akan meningkatkan sifat
alami tanah karena menambah unsur-unsur zat hara dan mineral dalam tanah. Pupuk
alam dibedakan menjadi pupuk hijau, pupuk kandang dan pupuk kompos.
2.
Pupuk
buatan, yakni semua
jenis pupuk yang dibuat atau disintesis oleh tangan manusia di dalam pabrik
atau industri, pupuk buatan dapat dikatakan sebagai pupuk anorganik karena
disusun atas senyawa-senyawa anorganik yang mengandung unsur hara tertentu
berkadar tinggi.
b.
Berdasarkan senyawanya :
1.
Pupuk
organik yakni pupuk yang berupa senyawa organic. Kebanyakan pupuk alam
tergolong pupuk organik. Misalnya, pupuk kandang, dan kompos.
2.
Pupuk
anorganik atau mineral, yakni pupuk dari senyawa anorganik.Hampir semua pupuk
buatan tergolong pupuk anorganik.
c.
Berdasarkan
macam hara tanaman :
1.
Pupuk
makro, yakni pupuk yang mengandung hara makro saja, misalnya NPK, nitroposka,
dan gandsalin.
2.
Pupuk mikro, yakni pupuk yang hanya mengandung
hara mikro saja, misalnya mikrovet, mikroplek, dan metalik.
3.
Campuran makro dan mikro, misalnya pupuk
gandsalin, bayfolan, dan rustika. Dalam penggunaanya, kedua jenis pupuk ini
sering dicampur dan ditambahkan dengan zat pengatur tubuh (hormone tubuh).
(Rosmarkam, 2002)
Penggunaan pupuk kimia anorganik yang
tidak terkendali menjadi salah satu penyebab penurunan kualitas kesuburan fisik
dan kimia tanah. Hal ini mengakibatkan terdegradasinya daya dukung dan kualitas
tanah pertanian di Indonesia, sehingga produktivitas lahan semakin
turun.Penumpukan sisa atau residu pupuk kimia an-organik merupakan salah satu
penyebab utama mengerasnya tanah-tanah pertanian. Residu pupuk kimia an-organik
di dalam tanah ini mengakibatkan terhambatnya proses dekomposisi secara alami
oleh mikrobia di dalam tanah. Hal ini dikarenakan sifat bahan kimia an-organik
yang lebih sukar terurai daripada sisa bahan organik Mengerasnya tanah
pertanian juga akan mengakibatkan porositas tanah menurun, sehingga
ketersediaan oksigen bagi tanaman maupun mikrobia tanah menjadi sangat
berkurang. Terbatasnya penyebaran akar dan terhambatnya suplai oksigen ke akar
mengakibatkan fungsi akar tidak optimal, akhirnya akan menurunkan produktivitas
tanaman (Atmojo,2003).
Pupuk biasanya
mengandung logam berat sebagai bahan tambahan. Pupuk yang sering bahkan selalu
mengandung logam berat adalah pupuk buatan anorganik. Namun pupuk organik belum
tentu bebas dari kandungan logam bera. Hal tersebut dipengaruhi oleh sumber
bahan organik yang digunakan sebagai bahan baku pupuk organik. Tabel berikut
akan menjelaskan tentang kadar logam berat yang terkandung dalam berbagai jenis
pupuk baik itu pupuk organik maupun pupuk anorganik (ppm).
Kandungan Logam Berat pada Pupuk
Organik & Anorganik
Unsur
|
Pupuk Fosfat
|
Pupuk nitrat
|
Pupuk kandang
|
Kompos
|
B
|
5-115
|
-
|
0,3-0,8
|
-
|
Cd
|
0,1-170
|
0,05-8,5
|
0,1-0,8
|
0,01-100
|
Co
|
1-12
|
5,4-12
|
0,3-24
|
-
|
Cr
|
66-245
|
3,2-19
|
1,1-55
|
1,8-410
|
Cu
|
1-300
|
-
|
2-172
|
13-3580
|
Hg
|
0,01-1,2
|
0,3-2,9
|
0,01-0,36
|
0,09-21
|
Mn
|
40-2000
|
-
|
30-969
|
-
|
Mo
|
0,1-60
|
1-7
|
0,05-3
|
-
|
Ni
|
7-38
|
7-34
|
2,1-3,0
|
0,9-279
|
Pb
|
7-225
|
2-27
|
1,1-27
|
1,3-2240
|
Sb
|
<100
|
-
|
-
|
-
|
Se
|
0,5
|
-
|
-
|
-
|
U
|
30-300
|
-
|
-
|
-
|
V
|
2-1600
|
-
|
-
|
-
|
Zn
|
59-1450
|
1-42
|
12-566
|
82-5894
|
(Alloway,1995).
REFERENSI
Alloway, B.J. (1995). Heavy Metal
in Soils. 2nd Edition. New York: Blackie Academic and
Professional-Chapman and Hall.
Atmojo, S.W. (2003). Peranan Bahan
Organik Terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya Pengelolaannya. Pidato
Pengukuhan Guru Besar Ilmu Kesuburan Tanah. Universitas Sebelas Maret.
Rosmarkam, A. & N. W. Yuwono.
2002. Ilmu Kesuburan Tanah.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
No comments:
Post a Comment