ADS

loading...

Thursday, December 14, 2017

“SEJARAH TUMBUH SUBURNYA KELAPA SAWIT DI INDONESIA”


            Seperti yang kita ketahui bersama bahwasanya luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia terus tumbuh dengan pesat. Menurut laporan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia Tahun 2011, luas areal perkebunan kelapa sawit meningkat dua puluh kali lipat dari tahun 1980-2006 dari yang sekitar 290 ribu Ha menjadi 5,9 juta Ha. Prediksi di masa depan, luas perkebunan kelapa sawit akan terus semakin meningkat karena akan semakin tingginya permintaan dunia. Namun faktanya, tanaman kelapa sawit bukan merupakan tanaman asli Indonesia, lalu bagaimana caranya tanaman ini sampai ke Indonesia?

            Tanaman kelapa sawit sebenarnya berasal dari Afrika Barat, di Indonesia diperkenalkan pertama kali oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1848. Pada saat itu ada 4 batang bibit kelapa sawit yang di tanam di Kebun Raya Bogor. Dari 4 bibit tersebut, 2 bibit di introduksi dari Bourbon (Mauritius) pada Februari 1848 oleh D.T Pryce, sementara 2 sisanya di introduksi dari Amsterdam (Belanda) pada Maret 1848 yang merupakan jenis yang sama dengan yang berasal dari Bourbon.
            Buah kelapa sawit yang dihasilkan dari 4 bibit tersebut didistribusikan ke berbagai tempat dan mulai mengembangkannya seperti di Jawa, Madura, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, Nusa Tenggara dan lain-lain. Pada waktu itu tanaman kelapa sawit hanya digunakan sebagai tanaman hias. Sampai pada tahun 1911 pengembangan kelapa sawit pada skala ekonomi dibangun oleh M. Adrien Hallet yang membangun perkebunan kelapa sawit pertama seluas 2630 Ha di wilayah Sumatera bagian timur. Pada tahun 1938 luas perkebunan kelapa sawit di Sumatera mengalami peningkatan yang mencapai 90.000 Ha dan pada tahun 1939 meningkat lagi menjadi 100.000 Ha.

            Memasuki zaman penjajahan Jepang luas perkebunan kelapa sawit mengalami penurunan karena diganti dengan varietas tanaman lainnya sehingga lahan perkebunan kelapa sawit menyusut sebesar 16%. Usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan hasil produksi pada masa awal kemerdekaan Republik Indonesia dengan program “Bumil” (Buruh Militer)  tetap belum berhasil meningkatkan produksi, sehingga pemasok utama kelapa sawit dunia diambil alih oleh Malaysia. Baru pada masa pemerintahan orde baru perluasan areal perkebunan kembali digalakkan dan dipadukan dengan sistem PIR perkebunan.

No comments:

Post a Comment