Seperti yang kita ketahui bersama
bahwasanya luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia terus tumbuh dengan
pesat. Menurut laporan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia Tahun 2011,
luas areal perkebunan kelapa sawit meningkat dua puluh kali lipat dari tahun
1980-2006 dari yang sekitar 290 ribu Ha menjadi 5,9 juta Ha. Prediksi di masa
depan, luas perkebunan kelapa sawit akan terus semakin meningkat karena akan
semakin tingginya permintaan dunia. Namun faktanya, tanaman kelapa sawit bukan
merupakan tanaman asli Indonesia, lalu bagaimana caranya tanaman ini sampai ke
Indonesia?
Tanaman kelapa sawit sebenarnya
berasal dari Afrika Barat, di Indonesia diperkenalkan pertama kali oleh
Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1848. Pada saat itu ada 4 batang bibit
kelapa sawit yang di tanam di Kebun Raya Bogor. Dari 4 bibit tersebut, 2 bibit
di introduksi dari Bourbon (Mauritius) pada Februari 1848 oleh D.T Pryce,
sementara 2 sisanya di introduksi dari Amsterdam (Belanda) pada Maret 1848 yang
merupakan jenis yang sama dengan yang berasal dari Bourbon.
Buah kelapa sawit yang dihasilkan
dari 4 bibit tersebut didistribusikan ke berbagai tempat dan mulai
mengembangkannya seperti di Jawa, Madura, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, Nusa
Tenggara dan lain-lain. Pada waktu itu tanaman kelapa sawit hanya digunakan
sebagai tanaman hias. Sampai pada tahun 1911 pengembangan kelapa sawit pada
skala ekonomi dibangun oleh M. Adrien Hallet yang membangun perkebunan kelapa
sawit pertama seluas 2630 Ha di wilayah Sumatera bagian timur. Pada tahun 1938
luas perkebunan kelapa sawit di Sumatera mengalami peningkatan yang mencapai
90.000 Ha dan pada tahun 1939 meningkat lagi menjadi 100.000 Ha.
Memasuki zaman penjajahan Jepang
luas perkebunan kelapa sawit mengalami penurunan karena diganti dengan varietas
tanaman lainnya sehingga lahan perkebunan kelapa sawit menyusut sebesar 16%.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan hasil produksi pada masa awal
kemerdekaan Republik Indonesia dengan program “Bumil” (Buruh Militer) tetap belum berhasil meningkatkan produksi,
sehingga pemasok utama kelapa sawit dunia diambil alih oleh Malaysia. Baru pada
masa pemerintahan orde baru perluasan areal perkebunan kembali digalakkan dan
dipadukan dengan sistem PIR perkebunan.
No comments:
Post a Comment