Wet scrubber adalah peralatan pengendali pencemar
udara yang berfungsi untuk mengumpulkan partikel-partikel halus yang terbawa
dalam gas buang suatu proses dengan menggunakan titik-titik air.
Pada pengolahan ini cairan umumnya air digunakan untuk
menangkap partikel debu atau untuk meningkatkan ukuran aerosol. Partikel halus
berukuran 0,1 sampai 20 mikron dapat disisihkan secara efektif dari gas pembawa
menggunakan wet collector. Nama lain dari filter basah adalah Scrubbers atau
Wet Collectors. Prinsip kerja filter basah adalah membersihkan udara yang kotor
dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alt, sedangkan udara yang kotor
dari bagian bawah alat. Pada saat udara yang berdebu kontak dengan air, maka
debu akan ikut disemprotkan air turun ke bawah. Venturi Scrubber menghilangkan
partikel debu dan kontaminan gas tertentu dari gas aliran dengan memaksanya melewati
aliran cair, menghasilkan cairan yang teratomisasi. Tinggi kecepatan
diferensial di antara gas kotor dan cairan droplets menyebabkan partikel
bertumbukan, kemudian akan berkelompok untuk membentuk tetesan yang lebih
besar. Terakhir, tetesan cair tersebut dilemparkan pada dinding alat pemisah
dan gas bersih pun dikeluarkan melalui puncak scrubber.
Sebelum gas kotor dilepaskan ke dalam scrubber, suhu
harus direndahkan di bawah 1000oC, dan gas bersih harus dipanaskan
kembali sebelum dikeluarkan . Air dipompakan kembali melewati sistem ketika
scrubber tidak mampu lagi menahan partikel debu dan bahan yang terlarut. Proses
ini beroperasi dengan efisiensi 85% untuk pemidahan sulfur dioksida (SO2),
30% untuk Proses ini membedah efisiensi sebanyak
sekitar 85% untuk pemisahan dioksida belerang, 30% untuk pemisahan nitrogen
oksida (NO), dan 99% untuk pemisahan debu/partikulat.
Sejauh ini, teknologi untuk mengontrol pencemaran sebagian
besar didesain unuk memisahkan partikel debu dari emisi gas. Pemisahan polutan
gas yang lain pun penting dilakukan dengan teknologi yang spesifik. Misalnya
pada pemisahan sulfur oksida (SO2), injeksi batu kapur sangat umum
digunakan. Proses tersebut dilakukan di mana batu kapur digiling dengan
batubara dan dimasukkan ke dalam tungku perapian. Gas polutan dipanaskan
terlebih dahulu dan dimasukkan ke dalam tungku perapian, dimana batu kapur akan
bereaksi dengan belerang dioksida (SO2) dan oksigen (O2)untuk
menghasilkan kalsium sulfat (CaSO4 atau gips).
Proses ini dapat memisahkan sekitar 20-30% sulfur
oksida. Senyawa sulfat, abu terbang, dan kapur yang tidak bereaksi mengalir
melalui pre-heater sebelum memasuki wet scrubber, agar senyawa tersebut dapat
mengalami kontak dengan air. Efisiensi pemisahan
yang dapat tercapai adalah sebesar 80% untuk SO2 dan 98% untuk zat
partikulat.
SUMBER BUKU : KLIK DISINI
SUMBER BUKU : KLIK DISINI
No comments:
Post a Comment