Studi tentng hubungan antara struktur kimia dan biologi dari
senyawa senyawa serta mekanismenya dalam tubuh telah dikembangkan untuk dapat
meramalkan cara kerja racun dalam tubuh. Mekanisme keracunan terbagi dalam 2
fase yaitu Fase kinetic dan Fase
dinamik.
a. Fase Kinetik
Fase kinetik meliputi proses-proses biologi biasa :
penyerapan, penyebaran dalam tubuh, metabolisme, dan proses pembuangan atau
eksresi Fase kinetik meliputi semua reaksi-reaksi biokimia yang terjadi dalam
tubuh, betuba katabolisme dan anabolisme. Pada fase kinetik, baik toksikan
(bahan beracun) dan atau protoksikan (bahan yg mempunyai potensi untuk
menjadi rcun) akan mengalami proses sinergetik atau sebaliknya proses
antagonis.
Proses sinergetik merupakan proses atau peristiwa terjadinya
pengganndaan atau peningkatan daya racun yang sangat tinggi. Proses antagonis
merupakan proses atau peristiwa pengurangan dan bahkan mungkin
penghapusan daya racun yang dibina oleh suatu zat atau senyawa. Peristiwa
sinergetik dan antagonis ini di dalam tubuh dapat terjadi sebagai akibat adanya
bahan- bahan lain yang terdapat di dalam tubuh, baik yang memang sudah ada
sebagi sistem ataupun sebagai bahan lain yang masuk ke dalam tubuh. Sebagai
contoh :
·
Logam Kadmium Cd . daya racun yang dibawa oleh logam Cd
dalam tubuh akan dapat dikurangi karena dalam tubuh logam ini membentuk senyawa
kompleks kelat dengan methal-lotionin yang sudah dimiliki tubuh
·
Logam Merkuri (Hg). Sifat racunnya akan hilang bila unsur
ini berikatan dengan senyawa sulfur atau cesium yang ikut masuk ke dalam tubuh.
Karena itu, pada kasus-kasus keracunan atu masuknya senyawa merkuri ke dalam
tubuh, seringkali diberian pada korban senyawa 2,3-merkaptoprophenol. Senyawa
ini akan menimbulkan rangsangan untuk memuntahkan kembali senyawa mekuri yang
telah masuk ke dalam tubuh.
Senyawa-senyawa yang telah mengalami prses antagonis ini
biasanya dalam peristiwa metabolisme tubuh akan dikeluarkan melalui feses,
urine, atau dimuntahkan. Senyawa-senyawa yang akan mengalami peristiwa
sinergetik akan terjadi apabila di dalam tubuh kita senyawa merkuri bereaksi
dengan senyawa yang mengandung gugus metil aktif. Gugus metil aktif ini bisa
saja sudah ada dan memang dimiliki tubuh tetapi dapat juga terdapat dalam tubuh
akibat tertelan bersama bahan makanan ataupun terhirup dari udara pada saat
bernapas.
b. Fase
Dinamik
Fase dinamik merupakan proses lanjut dari fase
kinetik. Pada fase dinamik ini bahan beracun yang tidak bisa dinetralisir oleh
tubuh akan bereaksi dengan senyawa-senyawa hasil dari proses biosintesa seperti
protein, enzim, asam inti, lemak, dan lain-lain. Hasil dari reaksi yang terjadi
antara bahan beracun dengan produk biosintesa ini berifat merusak terhadap
proses biomolekul dalam tubuh.
Bahan beracun atau toksikan bersifat inhibitor.
Apabila terjadi pertemuan atau reaksi antara bahan beracun dengan enzim,
maka kerja enzim akan terhalang. Keadaan ini akan turut mempengaruhi proses
metabolisme tubuh, sehingga terjadi ketimpangan2. Pada tingkat lanjutnya
keadaan ini dapat merusak seluruh sistem kerja enzim dalam tubuh. Begitu pula
yang terjadi dengan gugus lemak. Apabila bahan bercun tersebut bereaksi dengan
gugus lemak, maka senyawa hasil yang terbentuk dari reaksi tersebut akan
mengganggu proses metabolisme lemak. Tingkat lanjut dari gangguan tersebut
adalah gangguan hati.
No comments:
Post a Comment