ADS

loading...

Saturday, February 16, 2019

MEKANISME KERACUNAN



Studi tentng hubungan antara struktur kimia dan biologi dari senyawa senyawa serta mekanismenya dalam tubuh telah dikembangkan untuk dapat meramalkan cara kerja racun dalam tubuh. Mekanisme keracunan terbagi dalam 2 fase  yaitu Fase kinetic dan Fase dinamik.
a.    Fase Kinetik
Fase kinetik meliputi proses-proses biologi biasa : penyerapan, penyebaran dalam tubuh, metabolisme, dan proses pembuangan atau eksresi Fase kinetik meliputi semua reaksi-reaksi biokimia yang terjadi dalam tubuh, betuba katabolisme dan anabolisme. Pada fase kinetik, baik toksikan (bahan beracun) dan atau protoksikan (bahan yg mempunyai  potensi untuk menjadi rcun) akan mengalami proses sinergetik atau sebaliknya proses antagonis.

Proses sinergetik merupakan proses atau peristiwa terjadinya pengganndaan atau peningkatan daya racun yang sangat tinggi. Proses antagonis merupakan proses atau peristiwa pengurangan dan bahkan mungkin  penghapusan daya racun yang dibina oleh suatu zat atau senyawa. Peristiwa sinergetik dan antagonis ini di dalam tubuh dapat terjadi sebagai akibat adanya bahan- bahan lain yang terdapat di dalam tubuh, baik yang memang sudah ada sebagi sistem ataupun sebagai bahan lain yang masuk ke dalam tubuh. Sebagai contoh :
 
·         Logam Kadmium Cd . daya racun yang dibawa oleh logam Cd dalam tubuh akan dapat dikurangi karena dalam tubuh logam ini membentuk senyawa kompleks kelat dengan methal-lotionin yang sudah dimiliki tubuh

·         Logam Merkuri (Hg). Sifat racunnya akan hilang bila unsur ini berikatan dengan senyawa sulfur atau cesium yang ikut masuk ke dalam tubuh. Karena itu, pada kasus-kasus keracunan atu masuknya senyawa merkuri ke dalam tubuh, seringkali diberian pada korban senyawa 2,3-merkaptoprophenol. Senyawa ini akan menimbulkan rangsangan untuk memuntahkan kembali senyawa mekuri yang telah masuk ke dalam tubuh.
Senyawa-senyawa yang telah mengalami prses antagonis ini biasanya dalam peristiwa metabolisme tubuh akan dikeluarkan melalui feses, urine, atau dimuntahkan. Senyawa-senyawa yang akan mengalami peristiwa sinergetik akan terjadi apabila di dalam tubuh kita senyawa merkuri bereaksi dengan senyawa yang mengandung gugus metil aktif. Gugus metil aktif ini bisa saja sudah ada dan memang dimiliki tubuh tetapi dapat juga terdapat dalam tubuh akibat tertelan bersama bahan makanan ataupun terhirup dari udara pada saat  bernapas.

b.  Fase Dinamik 
 Fase dinamik merupakan proses lanjut dari fase kinetik. Pada fase dinamik ini bahan beracun yang tidak bisa dinetralisir oleh tubuh akan bereaksi dengan senyawa-senyawa hasil dari proses biosintesa seperti protein, enzim, asam inti, lemak, dan lain-lain. Hasil dari reaksi yang terjadi antara bahan beracun dengan produk biosintesa ini berifat merusak terhadap proses biomolekul dalam tubuh.

Bahan beracun atau toksikan bersifat inhibitor. Apabila terjadi pertemuan atau reaksi antara  bahan beracun dengan enzim, maka kerja enzim akan terhalang. Keadaan ini akan turut mempengaruhi proses metabolisme tubuh, sehingga terjadi ketimpangan2. Pada tingkat lanjutnya keadaan ini dapat merusak seluruh sistem kerja enzim dalam tubuh. Begitu pula yang terjadi dengan gugus lemak. Apabila bahan bercun tersebut bereaksi dengan gugus lemak, maka senyawa hasil yang terbentuk dari reaksi tersebut akan mengganggu proses metabolisme lemak. Tingkat lanjut dari gangguan tersebut adalah gangguan hati.


No comments:

Post a Comment