Metabolisme merupakan suatu proses atau peristiwa kinerja
yang terjadi dalam tubuh setiap organisme untuk dapat bertahan hidup dan
berkembang biak. Dalam peristiwa ini, semua bahan yang masuk ke dalam tubuh
akan diolah untuk dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Metabolisme atau
bio-transformasi dari bahan-bahan beracun merupakan faktor penentu utama
terhadap daya racun dari zat terkait. Melalui proses biotransformasi ini,
bahan-bahan beracun yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami peningkatan daya
racunnya atau malah akan mengalami penurunan dari daya racun yang dimilikinya.
Hal tersebut terjadi karena dalam peristiwa ini, setiap zat atau material yang
masuk dalam tubuh akan diolah dan diubah menjadi bentuk-bentuk yang lebih
sederhana. Dalam proses perubahan bentuk yang merupakan rangkaian peristiwa
kimiawi, suatu bahan beracun dapat saja berikatan dengan bahan beracun
lain yang akan meningkatkan daya racunnya yang sdah ada atau sebaliknya akan
berikatan dengan bahan beracun lain yang sifatnya antagonis (bertentangan),
sehingga menurunkan atau bahkan menetralkan daya racun yang semula ada.
Pada peristiwa biotransformasi, enzim memegang peranan yang
sangat penting sebagai zat perangsang untuk memperlancar atau mempercepat
proses ini. Karena itu enzim disebut juga sebagai aktivator atau katalisator
biologis atau biokatalisator.
TRANSFORMASI DESTRUKTIF
Transformasi destruktif merupakan salah satu bentuk dari
perisiwa biotransformasi yang terjadi pada organisme hidup. Pelaksanaan
dari proses biotransformasi destruktif berkenaan dengan pembakaran atau
penghancuran bentuk suatu persenyawaan dari suatu unsur yang dituju menjadi
bentuk lain tampa menghapus unsur yang dituju tersebut.
Dalam menjalankan , enzim-enzim seringkali membutuhkan logam
ataupun vitamin ataupun gabungan dari keduanya sebagai kofaktor dan aktivator.
(yang meningkatkan aktivitas enzim). Contonhnya adalah enzim ko-karboksilase
dimana enzim ini bekerja untuk memecah CO2 dari asam-asam organik
tertentu. Pada proses kerjanya, enzim ini membutuhkan vitamin B-1 dan Mg2+
agar dapat bekerja menjalankan fungsinya. Umumnya pusat aktif dari suatu gugus
enzim adalah ion-ion logam. Namun demikian enzim-enzim yang pusat aktifnya
logam bersifat labil. Disebabkan ion-ion logam yang terdapat dalam suatu gugus
enzim seringkali dapat digantikan oleh logam lain yang ikut masuk ke dalam
tubuh. Keadaan pergeseran ion logam yang terdapat pada suatu gugus enzim akan
sangat mudah terjadi bila terjadi defisiensi. Defisiensi Zn dan Fe seringkali
menyebabkan masuknya logam Pb untuk menggantikan fungsi ion logam dari gugus
enzim.
Ternyata kemudian ion-ion logam yang masuk menggantikan ion
logam yang seharusnya berperan telah menjadikan penyebab terhalangnya
kemampuan kerja dari enzim terkait. Ion-ion logam pengganti yang kemudian
menghalangi kerja enzim disebut sebagai inhibitor, Sedangkan ion-ion logam yang
dibutuhkan oleh gugus enzim ini dinamakan pusat aktif (aktivator). Pada
enzim-enzim tertentu, ada yang mengandung gugus sufihidril (-SH) sebagi pusat
aktif. Enzim ini merupakan kelompok enzim yang paling mudah terhalang daya
kerjanya. Keadaan ini disebabkan gugus sufihidril yang dikandungnya dengan
mudah dapat berikatan dengan ion-ion logam berat yang masuk ke dalam tubuh.
Akibat –SH berikatan dengan ion logam berat, daya kerja yang dimiliki
oleh enzim menjadi sangat berkurang dan atau sama sekali tidak dapat bekerja.
Keadaan ini secara keseluruhan akan merusak sistem metabolisme tubuh.
Diperkirakan terdapat sekitar satu juta gugus enzim yang mengatur metabolisme
dalam tubuh manusia. Setia enzim tersebut hanya mampu bekerja untuk satu bentuk
pekerjaan. Akan tetapi kerja dari setiap enzim tersebut saling berkait
membentuk suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Jika terjadi sesuatu
gangguan pada salah satu kerja enzim saja, dapat dipastikan akan turut
mempengaruhi kerja dari enzim-enzim lainya. Jadi dapat dibayangkan betapa
kemasukan ion penghalang seperti ion logam berat secara berkelanjutan akan
dapat merusak semua sistem kerja enzim. Gangguan tersebut pada tingkat serius
dapat menyebabkan kematian.
No comments:
Post a Comment