ADS

loading...

Saturday, November 18, 2017

AIR LAUT MENJADI ASAM ?


            Mendengar judul artikel di atas kita pasti akan geleng-geleng kepala karena bagaimana mungkin air laut yang kita ketahui selama ini mempunyai rasa yang asin berubah menjadi asam? Apakah ini hanya sekedar sensasi saja atau memang mungkin bisa terjadi? Baiklah sebelum saya menjawab pertanyaan tersebut saya ingin mengatakan bahwa segala hal di dunia ini tidak ada yang mustahil, apapun bisa saja terjadi di dunia ini termasuk air laut yang menjadi asam.
            Air laut bisa saja berasa asam apabila air laut melarutkan banyak sekali gas karbondioksida (CO2) yang ada di atmosfer, sehingga apabila jumlah gas karbon dioksida meningkat maka bisa dipastikan air laut akan menjadi semakin asam. Sekarang pertanyaannya bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Untuk menjawab pertanyaan tersebut mari kita perhatikan penjelasan berikut.

·        PENYEBAB

Perairan laut maupun pesisir memiliki pH relatif lebih stabil dan berada dalam kisaran yang sempit, biasanya berkisar antara 7,7-8,4. pH yang dipengaruhi oleh kapasitas penyangga (buffer) yaitu adanya garam-garam karbonat dan bikarbonat yang dikandungnya (Nybakken, 1992). Perairan basa (7-9) merupakan perairan yang produktif dan berperan mendorong proses perubahan bahan organik dalam air menjadi mineral-mineral yang dapat diasimilasi oleh fitoplankton.
Sejauh ini, sejumlah emisi CO2 yang terlarut dalam lautan dapat menurunkan pH air laut sekitar 0,1 (berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh National Research Council). Penurunan pH 0,1 berarti air menjadi 30 % lebih asam dari kondisi sebelumnya. Jika karbon dioksida terakumulasi secara terus-menerus, diperkirakan pH air laut akan turun menjadi 7,8 pada tahun 2100 dan pada saat itu, air akan menjadi 150 % lebih asam dibandingkan pada tahun 1800. Proses turunnya kadar pH air laut yang terjadi akibat penyerapan karbondioksida di atmosfer disebut dengan “asidifikasi”.
Pada tahun 1990-an, tim ilmuan internasional melakukan penelitian dengan mengumpulkan dan menganalisis lebih dari 77.000 sampel air laut dari berbagai kedalaman dan lokasi di seluruh dunia yang memakan waktu 15 tahun. Dalam penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa laut menyerap lebih dari 1/3 karbon dioksida yang ada di atmofer. Peneliti juga mengestimasikan bahwa sekitar 1 juta ton CO2 diserap oleh laut tiap jamnya. Peter Brewer, ilmuwan senior di Institut Riset Air Monterey Bay, mengungkapkan bahwa "Total jumlah karbon dioksida yang telah dimasukkan ke dalam lautan saat ini adalah sekitar 530 miliar ton". Bagi organisme laut, ini merupakan malapetaka, terutama bagi organisme kunci di lautan seperti karang dan pteropods (hewan bercangkang) karena kedua organisme ini merupakan bagian dari rantai makanan.
Jumlah karbon dioksida (CO2) yang meningkat merupakan sumber utama yang menyebabkan air laut menjadi kian asam. Oksida asam yang satu ini dapat berasal dari berbagai aktifitas, diantaranya hasil buangan industri, peternakan, kendaraan, pembukaan lahan, bahkan manusia juga menyuplai CO2 melalui proses pernapasan. Karbon dioksida yang memiliki rumus kimia (CO2) dapat menjadi asam ketika bereaksi dengan air (H2O) sehingga disebut oksida asam. Reaksinya adalah sebagai berikut:
CO2(g) + H2O(l)            ---------->           H2CO3(aq)
--->   H2CO3(aq)                     H+(aq) + HCO3-(aq)
H2CO3 atau biasa disebut asam karbonat merupakan suatu asam lemah dan sedikit terionisasi menghasilkan H+ (spesi yang mengindikasikan larutan bersifat asam menurut teori Asam Basa Arrhenius). Proses asidifikasi samudera, secara sederhana adalah karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil yang terakumulasi dalam atmosfer, menyebabkan pemanasan global, berpengaruh terhadap samudera atau lautan kita. karbon dioksida diserap oleh laut dan bereaksi dengan air laut membentuk asam karbonat H2CO3 dan meningkatkan keasamam (H+) air laut.
Kenaikan CO2 atmosfir tidak hanya menurunan pH tetapi juga pengurangan ion karbonat (CO32-), akibat terjadinya pembentukan ion bikarbonat (HCO3-). Ion ini digunakan oleh puluhan ribu spesies hewan laut untuk membentuk cangkang dan tulang (kerangka) serta karang. Berikut adalah reaksi pembentukan ion HCO3-:

H+(aq) + CO32-(aq)                        ---------->                 HCO3-(aq) (ion bikarbonat)
Jika keasaman lautan cukup tinggi, air laut menjadi korosif dan melarutkan cangkang, melemahkan pertumbuhan hewan laut dan terumbu karang beserta jutaan spesies hewan laut yang bergantung kepadanya. Jika suplai karbonat (CO32-) berkurang, maka karang harus mengeluarkan lebih banyak energi untuk mengumpulkan ion tersebut.Reaksi pembentukan karang dan cangkang adalah sebagai berikut:
               ---------->   Ca2+ +CO32-                                       CaCO3 (Kalsium karbonat)

·        DAMPAK

Asidifikasi lautan tidak dapat disangkal lagi adalah bencana lingkungan yang secara diam-diam dapat menghancurkan ekosistem laut dan mengancam produktivitas perikanan. Berikut dampak yang dapat ditimbulkan akibat Asidifikasi lautan:
  • Jika keasaman lautan cukup tinggi, air laut menjadi korosif dan melarutkan cangkang, melemahkan pertumbuhan hewan laut dan terumbu karang beserta jutaan spesies hewan laut yang bergantung kepadanya. Pada akhirnya bencana Asidifikasi lautan ini akan memusnahkan mereka.
  • Pteropoda Limacina helicina yang memegang peranan penting dalam rantai makanan dan fungsi ekosistem Laut Artik, dan cangkangnya yang mengandung kalsium karbonat merupakan pelindung yang penting bagi hewan ini. Namun, studi yang dilakukan LOV (Laboratorium d’OcĂ©anographie at Villefranche) menunjukkan bahwa pertumbuhan cangkang hewan ini diprediksi akan melambat hingga 30% dan pada karang yang hidup pada daerah dingin, Lophelia pertusa-pteropod lainnya- pertumbuhannya akan melambat hingga 50%. Terumbu karang tropis dibangun oleh sejumlah besar spesies sedangkan pada daerah dingin dibangun oleh satu atau dua spesies namun menyediakan banyak tempat bagi banyak spesies lain. Penurunan pertumbuhan karang akibat pengasaman karang ini akan mengancam struktur biologis tersebut.
  • Asidifikasi samudra juga memberikan dampak komersial yaitu mengancam sumber makanan bagi ratusan juta orang dan industri perikanan, pariwisata serta penangkapan ikan yang telah menampung lebih dari 38 juta orang secara langsung dan sekitar 162 juta orang yang bergantung secara tidak langsung.
Berdasarkan pemaparan dampak-dampak asidifikasi lautan, lantas muncul pertanyaan selanjutnya yaitu “apakah ada cara untuk mencegah atau meminimalisasi dampak asidifikasi lautan?”.

·        PENCEGAHAN

Pemangkasan emisi CO2 merupakan satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk memperlambat efek Asidifikasi samudra yaitu dengan mengurangi aktivitas yang bisa menghasilkan gas CO2. Tidak mungkin kan kita  menaikan derajat keasaman laut dengan cara menetralkannya seperti teori netralisasi asam basa. Karena butuh berton-ton basa yang harus dilarutkan untuk mencapai pH sedikit basa yang memungkinkan organisme untuk hidup lebih baik. Oleh karena itu, kita harus mulai membiasakan diri untuk mengurangi bahan bakar fosil dalam kehidupan kita, karena tanpa kita sadari lewat kebiasaan kita menggunakan bahan bakar fosil secara berlebihan dapat menghancurkan ekosistem yang ada di dunia ini.





No comments:

Post a Comment