Ekspansi perkebunan kelapa sawit di Indonesia terjadi
kecepatan yang sangat tinggi, dan telah menciptakan masalah lingkungan dan
sosial yang serius: sejumlah hutan yang bernilai tinggi dikonversi menjadi perkebunan;
habitat satwa yang dilindungi terancam punah, emisi gas rumah kaca yang
signifikan disebabkan oleh alih fungsi lahan gambut, dan banyak masyarakat
kehilangan akses terhadap tanah yang sangat penting untuk keberlangsungan hidup
mereka dan yang telah mereka miliki secara turun-temurun.
Di Indonesia, ratusan konflik lahan antara perusahaan
kelapa sawit dan masyarakat lokal masih belum bisa terselesaikan. Dalam upaya
resolusi konflik, organisasi masyarakat dan para pendukung mereka, LSM nasional
dan internasional, sering dihadapkan dengan perlawanan yang kuat dan bahkan
ancaman. Oleh karenanya, perlu ada pilihan lain untuk menekan
perusahaan-perusahaan ini menyelesaikan konfliknya dengan masyarakat dan
membawa mereka untuk berdialog.
Untuk mencapai tujuan ini, ada banyak jalan yang dapat
kita upayakan. Kita dapat melobi pemerintah untuk memastikan kepatuhan terhadap
aturan yang ada, atau mencoba menggunakan standard-standar keberlanjutan yang
ada saat ini, misalnya prinsip dan kriteria RSPO yang anggotanya adalah
perusahaan-perusahaan kelapa sawit. Kita dapat mengorganisir perjuangan
masyarakat dan mencoba mendapat dukungan politik untuk menekan perusahaan. Kita
dapat menggunakan opsi kampanye pasar untuk menekan perusahaan melalui pembeli
produk mereka, dengan fokus pada tanggung jawab perusahaan untuk memenuhi
standard yang mereka tetapkan sendiri, contohnya Wilmar dengan kebijakan
internasionalnya atas pembelian/pengadaan barang. Opsi lain adalah menyiapkan
laporan yang utuh atas dampak operasional perusahaan sawit dan
mempublikasikannya, media massa dan media kreatif yang saat ini berkembang bisa
membantu meningkatkan dukungan publik atas kasus tertentu.
Semua ini adalah strategi yang penting dan dapat
saling melengkapi – oleh karenanya tidak akan tergantikan oleh strategi lain
seperti follow the money. Bank dan investor memberi perusahaan kelapa sawit
banyak modal untuk berkembang, membuat mereka menjadi mitra penting bagi
perusahaan-perusahaan ini. Dengan demikian, mereka dapat mempengaruhi kegiatan
perusahaan-perusahaan; misalnya memberi tekanan, menetapkan syarat yang ketat
untuk setiap dukungan finansial yang mengalir ke proyek mereka, atau bahkan
menolak pembiayaan proyek tertentu.
Bank dan investor lain bisa menjadi potensi yang
menarik, menjadi pendukung kerja-kerja LSM yang ingin menyelesaikan konflik
sosial dan lingkungan dengan perusahaan kelapa sawit yang bermasalah. Tapi
bank-bank biasanya harus diyakinkan untuk menggunakan pengaruh mereka; dan itu
bukanlah tugas yang mudah. Seringkali beberapa kampanye yang rumit diperlukan
untuk meyakinkan bank bahwa ini adalah kepentingan mereka sendiri; oleh karena
itu mereka mesti ikut memecahkan masalah ini daripada membiarkannya tetap ada
dan menyebabkan mereka sakit kelapa terus-menerus.
No comments:
Post a Comment