Dalam pengertian luas zat yang dapat terbakar adalah sesuatu
yang siap terbakar, sedangkan zat yang dapat meledak relative memerlukan
rangsangan untuk terbakar. Sebelum mencoba mecermati definisi-definisi ini perlulah
kiranya menetapkan beberapa terminology lain. Kebanyakan zat kimia yang
cenderung terbakar tak sengaja adalah berupa cairan. Cairan menimbulkan uap,
yang biasanya lebih pekat dari pada udara, dan karenanya bertendensi untuk
terbakar. Tendensi dari pada suatu cairan untuk terbakar dapat diukur dengan
sebuah pengujian dengan cairan dipanaskan dan secara priodik diekspose terhadap
nyala api hingga campuran uap dan udara menyala pada permukaan cairan. Temperatur
yang terjadi ini dinamakan titik nyala/flash point.
Dengan definisi ini memungkinkan membagi bahan-bahan yang
dapat terbakar dalam empat golongan utama. Suatu bahan padat yang dapat
terbakar/flammable solid adalah suatu bahan yang dapat menyala karena gesekan atau dari sisa panas
proses pembuatan, atau yang mungkin menyebabkan bahaya serius jika menyala.
Bahan-bahan eksplosif tidak termasuk dalam kategori ini. Bahan cair yang dapat
terbakar/flammable liquid adalah suatu bahan yang memiliki titik nyala/flash
point dibawah 60,5ᵒC (141ᵒF).
Bahan cair yang dapat meledak/combustible liquid memiliki
titik nyala/flash point lebih dari 60,5ᵒC tetapi di bawah 93.5ᵒC (200ᵒF). Gas
adalah suatu zat yang keberadaanya dalam fase gas pada temperature 0ᵒC dan tekanan 1 atmosfir. Gas
dalam tekanan yang dapat terbakar/flammable compress gas memenuhi kriteria
khusus “batas dapat terbakar yang lebih rendah”/lower flammable limit, jarak
dapat terbakar/flammable range (alih dibawah) dan proyeksi terbakar. Khususnya
dengan kasus cairancairan, ada beberapa sub klasifikasi atas “dapat terbakar”
dan “dapat meledak” (flammability and combustibility) sebagaimana oleh US
Departmend of Transporation and the National Fire Protection Assosiation.
Dalam
pembahasan pembakaran/penyalaan uap (vapors), ada dua konsep yaitu flammability
limit/batas kemudahan terbakar. Nilai perbandingan uap/vapor di banding udara
yang berada di bawah nilai tertentu tidak dapat terbakar karena tidak cukup
bahan bahan menentukan lower flammability limit/batas kemudahan terbakar rendah
(L.F.L). Demikian juga, nilai-nilai perbandingan uap (vapor)/udara di mana
penyalaan tidak dapat terjadi karena tidak cukupnya udara menentukan upper flammability
limit/ambang batas kemudahan terbakar (U.F.L).
Perbedaan antara batas kemudahan terbakar atas dan
bawah pada temperatur tertentu disebut dengan sebab kemudahan terbakar Flammbility
Range). Tabel 2.2 memberikan beberapa contoh cairancairan kimia yang umum. Presentase
dari zat-zat yang mudah terbakar (kebanyakan campuran bahan peledak) dinamakan “optimal”.
Misalnya dalam kasus acetone, campuran optimal yang mudah terbakar adalah 5%
asetone.
Sebuah
persoalan yang sangat berbahaya yang dapat terjadi sehubungan dengan cairan yang
mudah terbakar adalah suatu cairan mendidih yang menyebabkan ledakan
uap/vapour, BLEVE. Ini disebabkan karena peningkatan tekanan yang begitu cepat dalam
container tertutup dari pada cairan yang dapat meledak/flammable liquid yang di
panaskan oleh sumber panas eksternal. Ledakan terjadi jika peningakatan tekanan
mampu memecahkan dinding container.
Tabel 2.2 Beberapa cairan organik yang mudah terbakar
SUMBER BUKU : KLIK DISINI
Good work
ReplyDelete